Gojek Dukung Kerja dari Rumah, Ahli: Ampuh Tekan Penularan Virus Corona
Gojek mendukung kebijakan WFH untuk karyawannya yang bekerja di kantor pusat Gojek di Indonesia, India, Singapura dan Filipina.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pelaku usaha mendukung himbauan Pemerintah agar mengurangi interaksi sosial demi menekan penularan virus corona di Indonesia, antara dengan cara bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Gojek turut mendukung inisiatif ini dengan menerapkan kebijakan WFH untuk karyawannya yang bekerja di kantor pusat Gojek di Indonesia, India, Singapura dan Filipina.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo di akun Linkedin-nya mengatakan, keselamatan dan keamanan setiap orang, baik yang berada di dalam maupun di luar ekosistem transportasi online-nya merupakan prioritas utama Gojek.
“Kami kira semua orang dapat berperan dalam menekan penularan virus Covid-19 dan kita sebaiknya melakukan apa yang kita bisa untuk menjaga jarak sehingga kita terhindar dari potensi penularannya," ujarnya.
Pihaknya mendorong seluruh dunia usaha untuk mendukung kebijakan social distancing yang berlaku di seluruh dunia tersebut.
Gojek juga berencana memperluas penerapan kebijakan itu pada wilayah lain yang menjadi lokasi operasionalnya.
Gojek juga telah menerbitkan panduan untuk bekerja dari rumah agar tetap produktif.
Termasuk di antaranya dengan menetapkan perangkat komunikasi yang tepat serta menetapkan jam kerja yang efektif bagi seluruh tim untuk tetap dapat berkoordinasi satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan meskipun secara remote.
Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof Hasbullah Thabrany berpendapat, WFH efektif untuk menekan penyebaran dan penularan virus Covid-19.
Dia menilai pendekatan kebijakan seperti WFH maupun protokol untuk mengurangi kontak dengan orang lain, bisa jadi ampuh menekan angka penularan mengingat virus Covid-19 mempunyai daya tular yang dinamis.
Prof Hasbullah menyatakan, virus ini bisa menular melalui kontak langsung dengan benda yang terpappar. Penularan langsung lewat cairan tubuh, seperti liur maupun cairan yang berasal dari bersin dan batuk.
Baca: Masih Ada yang Jajan di Restoran Meski Pemerintah Malaysia Berlakukan Lockdown
“Ruang publik dan transportasi umum, punya potensi penyebaran Covid-19 yang tinggi. Jadi, jika tidak ada WFH sebagai bagian dari distansi sosial, maka penularan Covid-19 akan lebih luas dan tempo singkat, karena itu perlunya kampanye tersebut," ungkapnya.
Namun dia juga menegaskan upaya ini tidak 100 persen bisa diharapkan berhasil. "Tetapi sebagai upaya menekan risiko, itu penting,” kata Hasbullah.
Hasbullah menyatakan, tak jarang orang yang tengah menderita sakit dan telah mengidap Covid-19 tidak menyadari kondisi kesehatan dirinya.
Alhasil, tanpa sadar orang yang terpapar virus itu menyebarkan wabah, karena sewaktu bersin dan batuk cairan tubuhnya melekat ke mana-mana, apalagi setelah itu mereka menyentuh langsung benda-benda di sekitar.
Terlebih lagi, masa inkubasi virus ini mencapai 14 hari. Selama itu pula, lanjut Hasbullah, si penderita punya potensi menularkan wabah kepada orang sekitar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.