Pekalongan Panen Bawang Putih, Prospek Jangka Panjangnya Diyakini Cerah
Kabupaten di wilayah utara Pulau Jawa ini juga memiliki potensi besar pertanian hortikultura seperti bawang putih terutama di daerah daratan tinggi.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Pekalogan di Jawa Tengah ternyata tidak hanya menjadi daerah sentra produksi batik utama di Indonesia.
Kabupaten di wilayah utara Pulau Jawa ini juga memiliki potensi besar pertanian hortikultura seperti bawang putih terutama di daerah daratan tinggi.
Hal tersebut terbukti dengan dilakukannya panen bawang putih yang dihadiri langsung Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Kecamatan Petungkriyono, Sabtu 21 Maret 2020 kemarin di tiga desa sekaligus.
Total bawang putih yang dipanen massal in mencakup total luas lahan 50 hektare dan menghasilkan sekitar 15,5 ton bawang putih basah per hektar. Hasil tersebut dinilai cukup maksimal ditengah kondisi musim hujan saat ini.
Baca: Ikuti Himbauan Anies, 974 Perusahaan di Jakarta Pekerjakan Karyawannya dari Rumah
Pemerintah Kabupaten Pekalongan sendiri secara bertahap tengah mengembangkan budi daya tanaman bawang putih dengan pemanfaatan lahan terutama bagi masyarakat di wilayah atas kurang dengan maksimal sehingga Pemkab Pekalongan berinisiatif membantu memberikan bibit bawang putih pada para petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pekalongan Siswanto dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Minggu 22 Maret 2020 mengatakan, dengan keberhasilan program tanam hingga panen tersebut menggambarkan bahwa potensi pertanian Pekalogan sangat mendukung produksi bawang bawang putih.
"Panen ini menjadi salah satu pilot project kami di Kabupaten Pekalongan potensi produksi bawang putih sangat tinggi karena didukung oleh ketersediaan dan kesuburan lahan juga kemampuan dan kekompakan petani yang ada," ujar Siswanto.
Baca: Hati-hati, Klorokuin Itu Obat Penyembuhan, Bukan untuk Pencegahan Corona
Siswanto menambahkan, kunci sukses program tanam bawang putih di Pekalongan tersebut terletak pada bagaimana membangkitkan semangat dan kekompakan para petani agar mau menanam bawang putih seperti harga yang tidak jatuh dan dukungan pemerintah serta bimbingan penyuluh pertanian.
Baca: Waspada! 7 Pasien Positif Terinfeksi Virus Corona di Bali Pernah Kontak dengan 217 Orang
"Intinya bagaimana petani nurut dengan penyuluh. InsyaAllah pasti sukses itu," kata dia.
Selain itu, menurut Siswanto pihaknya juga belajar dari pengalaman soal penggunaan pupuk yang menjadi kunci keberhasilan tanam bawang putih hingga memberikan hasil yang maksimal meski kondisi cuaca yang tidak stabil.
"Di lahan 50 hektare ini kami gunakan pupuk C hasilnya maksimal. Makanya pada saat panen kami juga mengundang para produsen pupuk itu untuk melihat langsung hasilnya seperti apa," terangnya.
Dengan keberhasilan tersebut Siswanto berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitasi bagi petani di Pekalongan seperti penyediaan benih, pupuk dan dukungan penyuluh termasuk menjaga stabilitas harga.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Petungkriyono Eko Riswanto mengatakan petani di wilayah tersebut pada dasarnya sudah memiliki kemampuan dan sejarah panjang dalam menanam bawang putih. Hanya saja selama sepuluh tahun terakhir tidak berjalan karena beberapa faktor.
"Makanya pada tahun 2019 kebetulan ada anggaran dari APBN untuk dukungan program tanam bawang putih, maka kita menginisiasi beberapa kelompok tani yang kemudian didukung juga oleh dinas pertanian kabupaten," kata Eko.
Eko menegaskan, program tanam bawang putih tidak akan maksimal jika hanya dilaksanakan setengah-setengah atau sebagian kelompok tani yang lahannya mendukung sehingga dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan berbagai kelompok secara gotong royong sehingga hasilnya bisa maksimal.
Pupuk kandang
Terkait dengan penggunaan pupu , Eko menyatakan, para petani menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam petelur bukan pedaging saat proses tanam ditambah dengan pupuk tambahan setelah lima hari tanam sehingga hasilnya bisa maksimal meski di musim hujan.
"Pake pupuk kotoran ayam petelur terus diberi pupuk Extragen setelah lima hari tanam. Dan disemprot setiap empat hari karena musim hujan," ungkap Eko.
Eko menerangkan hasil panen di Petungkriyono sendiri nantinya diperuntukan untuk penakaran benih yang selanjutnya akan ditanam dan dikembangkan oleh para petani.
Belajar dari sukses tersebut, Eko bersama jajaran terkait di Pekalongan optimistis nantinya bibit tersebut dapat menghasilkan umbi bawang putih yang besar dan berkualitas apalagi jika ditanam saat musim kemarau.
"Ini untuk musim hujan saja hasilnya maksimal. Jika musim kemarau umbinya akan lebih bagus dan lebih besar bahkan dibanding dengan bawang putih impor itu kita berani diadu," kata dia.