Ditutup Menguat pada Kamis Sore, Rupiah ke Level Rp 16.305 per Dolar AS
Rupiah di pasar spot berhasil mempertahankan penguatannya. Kamis (26/3) rupiah di spot ditutup menguat ke level Rp 16.305
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah di pasar spot berhasil mempertahankan penguatannya. Kamis (26/3) rupiah di spot ditutup menguat ke level Rp 16.305 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan posisi tersebut, mata uang Garuda naik 1,2% dibandingkan penutupan Selasa (24/3) di Rp 16.500 per dolar AS. Ini juga menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan Asia.
Mayoritas mata uang di kawasan memang menguat. Bahkan selain rupiah, ada tiga mata uang lainnya yang berhasil naik lebih dari 1% di hari ini. Yakni, yen Jepang yang menguat 1,19%.
Baca: BI: Cadangan Devisa Masih Cukup untuk Stabilkan Rupiah
Baca: Perbedaan Pelemahan Rupiah Sekarang Vs Krisis 1998, Ini Penjelasan Gubernur BI
Baca: Lanjutkan Penguatan, Rupiah ke Level Rp 16.278 per Dolar AS pada Kamis Siang
Kemudian ada ringgit Malaysia naik 1,15% dan rupee India yang menguat 1,02%.
Sementara itu won Korea menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,30%. Di susul oleh dolar Hong Kong melemah tipis 0,01%.
Menurut Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, keperkasaan rupiah datang dari sentimen eksternal dan internal. Sentimen eksternal datang setelah Senat AS akhirnya setuju dengan stimulus senilai US$ 2 triliun.
Sedangkan dari dalam negeri, stimulus yang diberikan pemerintah berupa keringanan cicilan kredit hingga bantuan tunai langsung (BLT) juga direspon positif oleh pasar.
Karena itu, Ibrahim memprediksi, pergerakan rupiah di akhir pekan ini akan kembali menguat. "Besok rupiah kemungkinan kembali menguat imbas dari data eksternal terutama stimulus tak terbatas, nantinya rupiah bisa bergerak dalam kisaran Rp 16.220-Rp 16.430 per dolar As," kata dia, Kamis (26/3).
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Suntikan stimulus, rupiah ditutup menguat 1,2% ke Rp 16.305 per dolar AS