Organda: Virus Corona Bikin Omset Pengusaha Bus Terjun Bebas
Penurunan omzet penumpang tersebut sudah dialami sejak diumumkannya pasien positif Covid-19 diawal ditemukan virus tersebut di Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Ratih Waseso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya wabah pandemi Covid-19 di Tanah Air membuat bisnis transportasi darat remuk. Himbauan physical distancing dan social distancing membuat animo masyarakat naik bus menjadi turun drastis.
Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menyebut untuk angkutan penumpang saat ini mengalami penurunan omzet sangat drastis. Penurunan disebut capai 75% sampai 100 persen.
Penurunan omzet penumpang tersebut sudah dialami sejak diumumkannya pasien positif Covid-19 diawal ditemukan virus tersebut di Indonesia.
Ditambah dengan kebijakan physical distancing guna memutud rantai penyebaran membuat penurunan omzet angkutan penumpang semakin tinggi.
Ditambah ditutupnya tujuan wisata yang otomatis angkutan pariwisata juga ikut berhenti sementara. Kondisi yang hampir sama juga disebut Ateng terjadi bagi angkutan di perkotaan terutama Jabodetabek.
Baca: Benarkah Mengonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Efektif untuk Tangkal Virus Corona?
"Untuk angkot juga, baik di Jakarta dan kota lain, yang berjalan operasi 17% sampai 20%, dan omzet juga ikut turun pasti," jelas Ateng dalam diskusi daring yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta bersama Institut Studi Transportasi (INSTRAN) pada Minggu (5/4/2020).
Baca: Kabar Baik! PUFF, Nucleus Farma dan Prof Nidom Foundation Kembangkan Obat Covid-19
Tak ketinggalan Ateng juga menyampaikan angkutan barang dan logistik juga alami hal yang sama.
Secara gradual Ateng menyebut penurunan omzet untuk angkutan barang dan logistik capai 50% sampai 60%.
"Angkutan barang dan logistik, teman-teman di lapangan mengatakan 50 sampai 60%, dan barang-barang tertentu itu di lapangan faktanya sudah sulit didapatkan terutama obat-obatan," ungkapnya.
Baca: IHSG Pekan Ini Diproyeksikan Menguat
Ia menyebut pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang membantu para pengusaha industri transportasi dan pekerjanya ditengah pandemi yang gerogoti ekonomi saat ini.
Pekerja bagian operasional disebut Ateng paling merasakan dampak dari wabah saat ini.
"Kami merasakan industri transportasi tanpa ditolong ini akan berat, recovery ini akan berat. Yang kami rasakan itu untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional, jika tidak bekerja tidak digaji, mereka itu sungguh kasihan," tutur Ateng.
Ateng meyakini berbagai perusahaan dibidang transportasi tentu sudah melakukan back up, namun hal tersebut dirasa tidak akan berjalan panjang.
Karena itu, kebijakan pemerintah membantu industri transportasi sangat ditunggu.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Adanya Covid-19, Organda klaim omzet terjun hingga 100%