BKPM: Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2020 Tumbuh 8 Persen
Karena pada periode yang sama di tahun 2019, realisasinya kurang lebih sekitar Rp 195,1 triliun.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru saja mengumumkan bahwaa realisasi investasi Triwulan I tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 8 persen.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia terkait kinerja BKPM selama 3 bulan dalam konteks realisasi investasi yang disiarkan secara streaming, Senin (20/4/2020).
Jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada Triwulan I Tahun 2019, terdapat peningkatan secara year on year (yoy).
Karena pada periode yang sama di tahun 2019, realisasinya kurang lebih sekitar Rp 195,1 triliun.
Baca: Kesegarannya Begitu Menggoda, Kreasikan Resep Es Kelapa Avokad untuk Keluarga di Rumah
Baca: Indonesia Impor Ratusan Ribu Ton Gula Kristal Putih Atasi Kelangkaan
Baca: Kemenhub: Rancangan Peraturan Menteri Mengenai Larangan Mudik Telah Siap
Baca: UPDATE: 6.760 Pasien Positif, 747 Orang Sembuh dan 590 Orang Meninggal di Indonesia
"Pada posisi 2019 Triwulan pertama, year on year nya itu pertumbuhannya kurang lebih sekitar 8 persen, realisasi investasi kita pada Triwulan pertama (2020) totalnya itu kurang lebih sekitar 210,7 triliun," ujar Bahlil, dalan pemaparannya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa investasi senilai Rp 210,7 triliun ini tersebar pada sekitar 25.192 proyek investasi.
Angka tersebut diperoleh dari angka riil data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), baik itu Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
"Ini adalah angka angka riil berdasarkan data LKPM yang dilaporkan oleh seluruh perusahaan di bawah koordinasi BKPM, baik PMA maupun PMDN, ini total 25.192 proyek," jelas Bahlil.
Berdasarkan sektor, realisasi investasi untuk Triwulan I 2020 ini terbagi menjadi 5 besar sektor.
"Nah ini (sektor) transportasi, gudang, dan telekomunikasi itu mencapai angka Rp 49,3 triliun. transportasi, gudang dan telekomunikasi ini termasuk jalan tol," kata Bahlil.
Lalu sektor kedua adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya itu mencapai Rp 24,5 triliun.
"Di masa kepemimpinan pak presiden Jokowi dan pak Kyai Maruf Amin, salah satu programnya adalah transformasi ekonomi yang berbasis pada bagaimana meningkatkan nilai tambah. Nah ini kita bisa lihat bahwa proses untuk menuju ke sana, hilirisasi sudah mulai bagus angka investasinya," papar Bahlil.
Kemudian untuk sektor listrik, gas dan air juga naik menjadi Rp 18,3 triliun.
"(Lalu sektor) perumahan, kawasan dan industri perkantoran itu Rp 17,8 triliun. Sementara (sektor) tanaman pangan perkebunan dan peternakan (mencapai) Rp 17,2 triliun," pungkas Bahlil.
Sedangkan untuk sektor lainnya mencapai Rp 83,9 triliun.