OJK Dinilai Mendorong Aksi Merger Supaya Muncul Bank-bank Skala Besar di Indonesia
Menurutnya, hal ini tentu menguntungkan karena akan mempermudah dan mepercepat proses aksi korporasi keduanya ini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong bank-bank di Indonesia melakukan aksi merger atau akusisi agar didapatkan bank-bank besar yang besar dan kuat dari segi permodalan maupun ekuitas.
Hans melihat aksi korporasi yang dilakukan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) ke dalam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) adalah sesuatu yang baik.
Baca: Kanada Kedatangan Impor 1 Juta Masker dari China, Tapi Tidak Bisa Digunakan
"Dari data tahun lalu, Pemda Provinsi Banten sebagai pemegang saham pengendali terakhir Bank Banten juga adalah pemegang saham Bank Bjb sebesar 5,29 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/4/2020) kemarin.
Menurutnya, hal ini tentu menguntungkan karena akan mempermudah dan mepercepat proses aksi korporasi keduanya ini.
Sementara, pengabungan usaha sendiri mengacu pada mekanisme merger dimana dua entitas akan bergabung menjadi satu entitas baru.
"Biasanya proses ini tidak akan mengganggu opersional kedua bank. Merger punya keuntungan karena akan meningkatkan efisiensi kedua bank," kata Hans.
Baca: Hukuman Unik untuk Pelanggar Karantina di Sragen dan India: Diinapkan di Rumah Hantu, Masuk Ambulans
Setiap bank disebutkannya punya kelebihan, sehingga bila di gabung akan menghasilkan sinergi yang kuat dan pasti menambah jumlah aset bank tersebut.
"Menghasilkan bank yang lebih besar. Jumlah nasabah baik deposan maupun peminjam juga meningkat," pungkasnya.
Merger Baik bagi Perbankan
Hans Kwee juga mengatakan, aksi korporasi merger dan akuisisi adalah hal yang bagus bagi perusahaan dan indsutri.
Hal ini tidak lepas dari teori sekala ekonomis, di mana aksi ini mampu menurunkan biaya operasional yang didapatkan bila dilakukan dengan tepat.
Baca: Selama PSBB, Kendaraan Pribadi dan Angkot Boleh Beredar Hanya di Dalam Kawasan Jabodetabek
"Industri perbankan Indonesia masih terus berkembang dan masih menjadi jantung ekonomi Indonesia. Bank menyalurkan uang ke sistem ekonomi yang berfungsi memutar roda perekonomian," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Hans mengibaratkan perbankan bagaikan jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh.
Begitulah peran sentral bank. Bank yang baik dan sehat sangat di butuhkan dalam sistem perekonomian.
Sementara, bank besar selalu lebih diuntungkan karena bank yang besar membuat masyarakat lebih percaya akibat besarnya aset dan permodalan.
"Kepercayaan pada bank besar tersebut membuat masayarakat bersedia bersedia menempatkan dana baik dalam bentuk tabungan maupun deposito tanpa meminta imbalan atau bunga yang tinggi," kata Hans.
Baca: PT Pindad dan PT DI Bakal Produksi Ventilator untuk Pasien Positif Covid-19
Hal ini pada akhirnya membuat cost of fund bank menjadi rendah, kemudian dalam menjalankan bisnis akan menyalurkan dana pihak ketiga atau dana masyarakat ke perusahaan atau perseorang dalam bentuk kredit atau pinjaman.
"Ketika cost of fund bank rendah maka bunga kredit yang di tawarkan akan rendah dan dapat bersaing dengan bank lain. Ini membuat perusahaan dan perseorangan tertarik dan antri untuk mengambil kredit," pungkasnya.