Gejolak Harga Minyak, dari Minus hingga Menguat Gara-gara Trump
Fokus pasar minggu ini ada pada harga minyak dunia. Harganya bergejolak, mulai minus hingga menguat. Berikut ulasannya.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fokus pasar minggu ini ada pada harga minyak dunia.
Pada Selasa pekan ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate atau WTI untuk kontrak pengiriman Mei mengalami harga negatif di 37,63 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, ini pertama kali dalam sejarah hal itu terjadi karena ruang penyimpanan di Cushing, Oklahoma, sudah terisi dengan cepat dan turunnya permintaan akibat pendemi Covid-19.
"Minyak mentah Brent juga mengalami penurunan, tetapi tidak terlalu parah karena masih tersedia tempat penyimpanan di seluruh dunia. Pedagang menyewa kapal hanya untuk berlabuh dan mengisinya dengan kelebihan minyak dan menimbulkan rekor 160 juta barel di tanker di seluruh dunia," ujarnya di Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Kemudian pada Rabu, harga minyak WTI untuk kontrak Juni masih mengalami penurunan 43,4 persen menjadi 11,57 dolar AS per barel, karena tangki hampir penuh.
Sementara, permintaan bahan bakar turun sekitar 30 persen di seluruh dunia pada April dan persediaan diperkirakan akan melebihi permintaan selama beberapa bulan mendatang akibat pandemi virus corona.
Baca: Fakta Unik Kanada, Negara Pemilik Cadangan Minyak Terbesar Kedua di Dunia Setelah Arab Saudi
Baca: Sembuh Dari Covid-19, PM Inggris akan Kembali Bekerja Senin 27 April 2020
Disisi lain, Arab Saudi dan Rusia mengatakan siap untuk mengambil langkah tambahan guna menstabilkan pasar minyak.
Selain itu, Hans menyampaikan, Rusia juga sedang mencari opsi untuk mengurangi produksinya dan mungkin akan membakar minyaknya sendiri.
Selanjutnya, Kuwait mengatakan sudah mulai memotong pasokan minyak untuk pasar internasional menjelang 1 Mei ketika kesepakatan pemotongan produksi OPEC plus diberlakukan.
"Tetapi produksinya tidak banyak berubah dari Maret hingga sekarang. Texas Railroad Commission yang merupakan regulator minyak dan gas di Texas menolak memaksa produsen mengurangi produksi," kata Hans.
Sedangkan, ia menambahkan, pasar minyak mentah mengalami penguatan di akhir pekan setelah Presiden AS Donald Trump menginstruksikan Angkatan Laut AS untuk menembak dan menghancurkan semua kapal perang Iran yang melakukan gangguan di Teluk.
Komandan Pengawal Revolusi Iran mengatakan Teheran akan menghancurkan kapal perang AS jika keamanannya terancam di Teluk.
"Penurunan harga minyak yang dalam sendiri menjadi indikasi penurunan ekonomi dan ancaman resesi global, hal ini mendorong penurunan aset berisiko termasuk saham," pungkasnya.