LPDB-KUMKM Tak Ubah Target Penyaluran Meski sedang Ada Pandemi Virus Corona
Hingga April 2020, LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp113,1 Miliar atau 6,11 persen dari target penyaluran tahun ini
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) tidak mengubah target penyaluran tahun 2020 sebesar Rp1,85 Triliun meski ada pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo optimistis seluruh jajarannya dapat menyalurkan pinjaman/pembiayaan ke koperasi di seluruh Indonesia bahkan lebih dari target.
Baca: PKS Desak Pemerintah Fasilitasi UMKM Produsen APD
"Kita pastinya berusaha untuk speed up terus sambil melihat kondisi," kata Supomo dalam video konferensi di Jakarta, Senin (27/4/2020).
Hingga April 2020, LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp113,1 Miliar atau 6,11 persen dari target penyaluran tahun ini.
Akumulasi penyaluran dana bergulir sejak tahun 2008 hingga 2020 berjumlah Rp10,37 Triliun, dengan jumlah mitra yang disalurkan sebanyak 3.020 mitra.
Supomo menjelaskan, LPDB-KUMKM tetap mengoptimalkan penyaluran pinjaman ke mitranya dengan meminimalisir risiko penyebaran virus tersebut.
Melihat situasi di atas, sektor usaha yang paling terkena imbasnya adalah usaha mikro, kecil dan menengah, tidak terkecuali koperasi.
LPDB memandang penting hadir ditengah-tengah keberadaan koperasi dan UMKM yang merupakan soko guru perkonomian terutama saat terjadinya krisis ekonomi global dan nasional.
"Atas dasar inilah, Pemerintah yang disini adalah Kementerian Koperasi dan UKM melalui LPDB-KUMKM fokus menyasar koperasi dan UKM sebagai usaha kerakyatan yang mampu mengangkat persoalan ekonomi saat ini," ucap Supomo.
Adapun sasaran mitra yang menerima dana pinjaman LPDB-KUMKM di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Baca: Sambil Terisak, Pasien Sembuh Corona Ceritakan Tidak Enaknya Ruang Isolasi : Jangan Sampai di Sini
Di antaranya koperasi yang terkena dampak signifikan, koperasi yang memiliki usaha berbasis ekspor baik langsung maupun anggotanya, dan koperasi bidang kesehatan.
Selain itu, koperasi yang bergerak dalam sektor atau program prioritas Kemenkop, koperasi yang usahanya telah mendukung perekonomian setempat, dan koperasi yang usahanya di bidang substitusi impor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.