Jokowi Buka Data Jumlah Daerah yang Alami Defisit Bahan Pokok
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sejumlah daerah di Indonesia mengalami defisit pasokan bahan pokok saat pandemi virus corona (Covid-19).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sejumlah daerah di Indonesia mengalami defisit pasokan bahan pokok saat pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Jokowi pun membeberkan data banyaknya daerah yang kekurangan pasokan bahan pokok. Data pasokan yang mengalami defisit adalah pasokan beras, jagung, cabai, bawang merah, telor ayam, gula pasir dan bawang putih.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas terkait lanjutan pembahasan antisipasi kebutuhan bahan pokok melalui video conferense, Selasa (28/4/2020).
"Saya terima (laporan,red) untuk stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi. Kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi, stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi," kata Jokowi.
"stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi tapi untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi," tambahnya.
Jokowi pun meminta kepada jajarannya untuk menghitung secara cermat daerah yang mengalami kelebihan dan kekurangan pasokan sehingga bahan pokok bisa didistribusikan secara merata.
Kepala Negara juga meminta jajarannya menyisir kembali daerah mana yang mengalami defisit dan surplus bahan pokok.
"Asesmen yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah setiap provinsi agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya, semuanya harus kita hitung," tegas Jokowi.