IHSG Diperkirakan Bergerak Melemah, Cermat Saham Ini
adanya peluang IHSG mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini dengan pola tekanan yang cukup terbatas
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan pekan pendek yang dilalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sedikit banyak memberikan peluang IHSG untuk kembali terkonsolidasi melemah.
William menjelaskan, adanya peluang IHSG mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini dengan pola tekanan yang cukup terbatas ke level 4.292 dan resistance di 4.640.
Baca: Pergerakan IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini
"Tekanan masih terbatas pada IHSG akhir pekan pendek ini," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Namun, William menyampaikan, mengingat perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil, peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan.
"Investor bisa melakukan akumulasi pembelian, hari ini potensi teknikal rebound masih terlihat pada pergerakan IHSG," pungkasnya.
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan pada perdagangan hari ini yakni BBCA, JSMR, GGRM, SMGR, UNVR, INDF, dan TLKM.
Penguatan IHSG Diprediksi Terbatas
Sementara, analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG pada perdagangan hari ini menguat terbatas.
Lanjar menjelaskan, IHSG berpeluang menguat dengan fluktuasi pergerakan yang masih cukup besar pada support resistance 4.539 hingga 4.880.
"Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya AALI, ADHI, ANTM, BBTN, ERAA, GGRM, HMSP, INKP, dan JSMR," ujarnya.
Sementara, Lanjar menyampaikan, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,83 persen persen atau 37,77 poin ke level 4.567,32.
Saham-saham sektor infrastruktur dan industri dasar menjadi pendorong penguatan yakni TLKM dan ISAT menjadi favorit investor setelah PSBB diperpanjang, sehingga berpotensi penggunaan data meningkat dimasyarakat.
"Sementara pada sektor industri dasar, saham BRPT dan INKP menjadi kontributor utama. Investor asing masih tertcatat net sell Rp 401,72 miliar meskipun rupiah menguat hampir 1 persen sebesar 0,97 persen ke level Rp 15.295 per dolar Amerika Serikat (AS)" pungkasnya.