Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Titik Terendah di Triwulan II

Ekonom DBS Group Research Radhika Rao memprediksi pertumbuhan ekonomi RI mencapai titik terendah di triwulan II.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Titik Terendah di Triwulan II
Wartakota/Angga Bhagya Nugraha
Seorang warga melintasi deretan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (3/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19. (Wartakota/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom DBS Group Research Radhika Rao memprediksi pertumbuhan ekonomi RI mencapai titik terendah di triwulan II.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melambat sebelum mencapai kestabilan.

"April-Mei menanggung beban paling berat karena periode itu menandakan masa ketika pemberlakuan aturan jarak sosial semakin diperketat," kata Radhika dalam risetnya, Sabtu (9/5/2020).

"Pada akhir April, penduduk juga dilarang melakukan perjalanan antar provinsi tahunan dalam rangka tradisi mudik Idul Fitri guna mengurangi infeksi," sambungnya.

Kondisi ini membuat pemutusan hubungan kerja meningkat dan membebani pertumbuhan pada triwulan kedua.

Radhika menyampaikan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) triwulan I tidak sesuai ekspektasi yakni di bawah tiga persen yoy (lima persen pada 2019) dampak dari wabah Covid-19.

Baca: Situsasi Terkini di Rumah Duka Djoko Santoso, Mulai Dipadati Ratusan Pelayat

Baca: Kembali Terbang, AirAsia Indonesia Terapkan 10 Aturan Ini Pada Penumpang

Berita Rekomendasi

"Meskipun kekhawatiran terkait Covid-19 baru meningkat menjelang akhir Maret, saat pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun produksi dan permintaan turun tajam pada periode tersebut," jelasnya.

Itu berdampak pada gejolak pasar dalam skala besar di antaranya kinerja rupiah rendah, ekuitas anjlok dan imbal hasil obligasi melonjak serta dampak dari penyebaran infeksi, yang saat itu berpusat di China.

Ia juga mengoreksi pertumbuhan PDB 2020 menjadi 1,3 persen yoy dari 2,5 persen.

"Ini dilakukan dengan asumsi pelonggaran aturan PSBB sejak akhir triwulan kedua, pemulihan di triwulan ketiga karena pelonggan pembatasan sosial. ika ekspektasi ini tidak terwujud, pertumbuhan umum mungkin rata atau negatif pada tahun ini," jelasnya.
--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas