Kemenko Marves Tekankan Konsep Ekonomi Biru untuk Pemulihan
Konsep Blue Economy yang dimaksud adalah sektor wisata bahari, perikanan, dan makanan laut berkelanjutan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara termasuk Indonesia melakukan berbagai kebijakan dalam memulihkan perekonomian akibat pandemi Covid-19, satu di antaranya melalui konsep Blue Economy (Ekonomi Biru).
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin dalam webinar internasional tentang ’Building Stronger Blue Economy After Covid-19 Pandemic’ di Jakarta, Kamis (28/5/2020).
Konsep Blue Economy yang dimaksud adalah sektor wisata bahari, perikanan, dan makanan laut berkelanjutan.
Menurutnya, Indonesia tengah berjuang memperbaiki sistem logistik dan kembali memperkuat pasar.
Baca: Fakta Unik Uluru, Batu Terbesar Kedua di Dunia Berukuran Lebih dari 3 Kilometer
Baca: Rasio Lowongan Kerja Efektif di Jepang April 2020, 1,32 Kali Lebih Banyak Dibandingkan April 2019
Baca: Kerja di Kapal China, 13 ABK Asal Pemalang danTegal Telantar di Kepulauan Marshall
Baca: Skenario dan Kapan Liverpool Rengkuh Gelar Juara Liga Inggris
“Nah sekarang dengan aktivitas ekonomi saat ini, pasar otomatis terbuka, kegiatan transportasi jalan. Kemudian kalau nanti mall atau restoran mulai buka, maka bahan-bahan baku seperti seafood akan bertambah. Ini akan memajukan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa konservasi laut dan pengendalian perubahan iklim tetap harus berjalan walaupun pandemi ini sedang terjadi.
Memang di satu sisi, lanjut Deputi Safri, bahwa Covid-19 menjadikan lingkungan lebih bagus, namun sayangnya membuat ekonomi tidak berjalan.
“Padahal jika membahas Blue Economy, maka baik lingkungan maupun ekonomi harus tetap berjalan dan memberikan manfaat bagi banyak orang di semua lapisan,” tutur Safri.
“Jadi kalau cuma lingkungan yang jalan dan ekonomi tidak bermanfaat, maka Blue Economy belum jalan. Jadi ini sekarang bagaimana kita menyeimbangkan situasi baru dan dengan situasi ini kita bisa beradaptasi dengan Covid-19, tetapi ekonomi kita tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Adapun peran Kemenko Marves dalam Blue Economy sebagai leading sector sekaligus pembuat big policy sehingga semua saling bersinergi, dengan teknis di dalamnya ada Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Badan Koordinasi Penanaman Modal.
“Jadi kita semua harus jalan, harus saling bersinergi. Dalam hal ini ada suatu pembangunan berkelanjutan, programnya bertambah, penggunaan dan adaptasi teknologi termasuk dalam new energy menggunakan arus, solar, dan sebagainya,” ucap Deputi Safri.