OJK: Dana Asing Mulai Kembali Mengalir Masuk ke Pasar Modal
Aliran modal kembali masuk, berbeda dengan bulan April yang masih mencatatkan net sell sebesar Rp 10,9 triliun.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pasar saham ditutup di level 4.546 atau sedikit melemah sebesar 3,6 persen dari awal sampai dengan 20 Mei 2020.
Sedangkan, pasar Surat Berharga Negara (SBN) relatif stabil dengan yield rata-rata menguat sebesar 11,9 basis poin (bps) pada periode yang sama.
"Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp 12,5 triliun yakni di pasar saham Rp 8 dan pasar SBN Rp 4,5 triliun," ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo di Jakarta, Jumat (29/5/2020).
Anto menjelaskan, aliran modal kembali masuk, berbeda dengan bulan April yang masih mencatatkan net sell sebesar Rp 10,9 triliun.
Baca: Nissan Ungkap Sosok Pick Up Frontier Terbaru yang Akan Meluncur Akhir Tahun
OJK, lanjutnya, senantiasa memantau perkembangan pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian global dan domestik.
"OJK juga akan terus menyiapkan berbagai kebijakan sesuai kewenangannya menjaga stabilitas industri jasa keuangan, melindungi konsumen sektor jasa keuangan serta mendorong pembangunan ekonomi nasional," katanya.
Baca: Daftar Lengkap Harga Ponsel Oppo dari yang Terjangkau Kantong Sampai yang Paling Premium
Sebelumnya, dia menambahkan, proyeksi International Monetary Fund (IMF) dan rilis data PDB kuartal I 2020 menyebutkan bahwa mayoritas negara akan mengalami kontraksi pada kuartal selanjutnya akibat kebijakan lockdown yang telah diterapkan.
Baca: Rekomendasi Tiga Smartphone Terbaru Vivo untuk Menemani Aktivitas di Rumah
Selain itu, rilis data high frequency terkini semakin meningkatkan keyakinan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan mengalami resesi pada kuartal II 2020.
"Kendati demikian, di tengah tingginya potensi resesi, mulai dilonggarkannya lockdown di beberapa negara maju memberi sentimen positif dan mendorong penguatan pasar saham dan obligasi global pada Mei 2020," pungkas Anto.