Menko Airlangga: Pak Gubernur BI, Rupiah Sudah Terlalu Kuat
Airlangga menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sudah tembus dibawah Rp 14.000 sudah terlalu kuat
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah.
Kendati demikian, Airlangga menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah tembus dibawah Rp 14.000 sudah terlalu kuat, sehingga daya saing ekspor menurun.
"Terkait dengan dolar ini, operasi moneternya Pak Gubernur BI baik. Cuma ini agak terlalu kuat Pak Gubernur, kekuatan Pak Gubernur BI ini harus sedikit ada penyesuaian," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Menurutnya, sektor riil benar-benar terpukul pada saat pandemi corona atau Covid-19 sekarang, serta komponen ekonomi lainnya.
Baca: BI Jelaskan Alasan Rupiah Menguat Begitu Tinggi
"Kalau dari segi pertumbuhan ekonomi, sektor konsumsi itu pertumbuhannya pada kuartal I masih 2,7 persen, investasi 1,7 persen. Kemudian ekspor impor 3,7 persen, sudah mulai mulai mengecil," kata Airlangga.
Baca: Indonesia Butuh Minimal 340 Juta Vaksin Covid-19
Selain itu, dia menambahkan, pertumbuhan di sektor manufaktur jatuh menjadi sebesar 2,1 persen, kemudian sektor perdagangan dan juga transportasi mengalami nasib serupa.
"Perdagangan jatuh cukup banyak dan juga transportasi," pungkas Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Baca: Bikin Negara Rugi Rp 16,8 Triliun, Dirut Jiwasraya Hendrisman Suka Dipanggil Chief