Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BPH Migas Gandeng Universitas Indonesia untuk Kaji Sektor Hilir Migas

BPH Migas menyepakati kerja sama dengan Universitas Indonesia tentang pengkajian di sektor hilir migas.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyepakati kerja sama dengan Universitas Indonesia tentang pengkajian, sosialisasi, dan pengabdian kepada masyarakat di sektor hilir migas.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan kolaborasi antara perguruan tinggi ini paling tidak bisa meningkatkan kinerja BPH Migas sebagai pengawas terhadap pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa.

"Nantinya akan dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama, bisa juga dengan fakultas," kata Ifan, sapaannya dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Dia mengatakan BPH Migas memperoleh Rp 1,3 triliun dari iuran badan usaha, namun dari jumlah tersebut Rp 250 miliar digunakan untuk operasional.

Ifan menyebut Rp 1 triliun lebih digunakan untuk pengembangan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengatasi persoalan hilir migas termasuk dengan perguruan tinggi.

Sebelum kerja sama dengan UI, BPH juga meneken nota kesepahaman bersama Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, ada beberapa isu strategis terkait kegiatan hilir migas antara lain pengawasan pelaksanaan program BBM Satu Harga dan Sub-penyalur, pengawasan terhadap distribui BBM di 7.251 lembaga penyalur (SPBU, SPBN, SPDN, APMS, SPBB), 192 terminal BBM di seluruh NKRI.

"Penting juga kalau Universitas Indonesia yang memiliki banyak mahasiswa, dosen dan karyawan memiliki SPBU di lingkungan kampus," tutur Ifan.

Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro menyambut positif keterlibatan perguruan tinggi dalam mengatasi persoalan hilir minyak dan gas bumi.

Ari berharap Universitas Indonesia bisa menjadi menari air yang mengaliri ilmu-ilmunya kepada masyarakat luas.

"Tidak menjadi menara gading yang abai dengan kondisi sekitar. Sehingga metodologi pun tidak efektif jika tidak diimplementasikan," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas