IMF: Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Nol Persen Tahun 2021 Jika Muncul Corona Gelombang II
Dalam skenario kedua, diasumsikan bahwa pemulihan ekonomi global akan berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Gelombang wabah virus corona (Covid-19) baru sangat potensial untuk kembali muncul dan diprediksi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global pada 2021.
Seperti yang disampaikan Kepala Ekonom International Monetary Fund (IMF) Gita Gopinath dalam rilis World Economic Outlook pada Rabu kemarin.
"Saat kita telah melihat dampak dari gelombang kedua yang melanda, katakanlah di awal 2021. Dalam kasus ini, bukannya akan terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen namun malah menjadi nol persen," kata Gopinath.
Ia kemudian memperingatkan bahwa perkembangan seperti itu akan menjadi pukulan dramatis bagi ekonomi global.
Gopinath menegaskan, krisis corona belum berakhir dan dunia berpotensi menghadapi peningkatan jumlah infeksi.
Kendati demikian, ia tidak memperkirakan kebijakan sistem penguncian (lockdown) akan kembali diberlakukan, seperti yang diterapkan pada paruh pertama 2020 yang kemudian berdampak pada perlambatan perekonomian dunia.
Baca: Jokowi: IMF Mengatakan Krisis Ekonomi Dunia Lebih Berat dari Depresi Ekonomi 1930
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (25/6/2020), dalam World Economic Outlook yang diperbaharui itu, IMF sebenarnya memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 5,4 persen.
"Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bangkitnya kasus wabah ini di beberapa negara, namun skenario pertama mengasumsikan bahwa wabah global kedua terjadi di awal 2021," kata Gopinath.
Baca: Di Ambang Kebangkrutan karena Wabah Covid-19, Presiden Iran Terpaksa Pinjam Uang IMF Rp 81 Triliun
Pada 2021, gangguan terhadap aktivitas ekonomi domestik pada masing-masing negara pun diasumsikan kira-kira mencapai setengah dari ukuran yang sudah ada dalam baseline prediksi 2020.
Ini berdasar pada kebijakan yang diambil masing-masing negara dalam menangani munculnya wabah gelombang kedua.
Dalam skenario seperti itu, IMF tidak mengesampingkan kemungkinan pengetatan tambahan dalam kondisi keuangan pada tahun 2021.
Baca: Smartphone dari Black Market Masih Bisa Digunakan Meskipun Ada Aturan Blokir IMEI, Ini Alasannya
"Pengetatan tambahan adalah sekitar setengah dari peningkatan sovereign dan spread perusahaan yang terlihat sejak awal pandemi," papar Gopinath.
Dalam skenario kedua, diasumsikan bahwa pemulihan ekonomi global akan berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan.
Baca: Pandemi Covid-19 Bikin Harga Mobil Bekas Anjlok, Ini Ragam Pilihan Mobkas Harga Rp 70 Jutaan
Pemulihan yang lebih cepat ini nantinya akan memperbaiki kondisi keuangan di tahun depan.
"Penting untuk menekankan ketidakpastian yang cukup besar seputar skenario ini, terutama Skenario 1. Wabah kedua dapat terjadi pada musim gugur, di mana dampak negatif pada aktivitas tahun 2020 akan lebih besar daripada pada baseline saat ini," tutur Gopinath.
Baca: Didukung Baterai Berkapasitas Besar, Vivo Y50 Partner Asyik untuk Aktivitas Harian Penggunanya
Ia lalu menekankan karakter yang belum pernah terjadi sebelumnya dari situasi saat ini.
"Untuk pertama kalinya, semua wilayah diproyeksikan mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2020," tegas Gopinath.
IMG pun telah memperkirakan terjadinya risiko penurunan yang signifikan, khususnya, jika terjadi gelombang pandemi kedua.
Perlu diketahui, IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global 2020 sebesar 1,9 persen, menjadi -4,9 persen.