IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia -0,3 Persen Pada Tahun Ini
IMF memproyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bakal mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,3 persen pada tahun ini.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dana Moneter Internasional memproyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bakal mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,3 persen pada tahun ini.
Prediksi terhadap ekonomi Indonesia ini memburuk dibandingkan WEO pada April 2020. Saat itu, IMF masih memproyeksikan pertumbuhan positif pada tahun ini, yakni di level 0,5 persen. Artinya, terjadi penurunan 0,8 poin persentase dengan jeda hanya dua bulan.
Namun demikian, tahun depan kondisi perekonomian RI diproyeksi akan membaik dan tumbuh 6,1 persen. Meski, angka tersebut lebih rendah 2,1 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi IMF April lalu.
Baca: IMF: Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Nol Persen Tahun 2021 Jika Muncul Corona Gelombang II
Baca: Jokowi: IMF Mengatakan Krisis Ekonomi Dunia Lebih Berat dari Depresi Ekonomi 1930
IMF pun memproyeksi, untuk negara berkembang, pertumbuhan PDB diproyeksi akan mengalami kontraksi 3 persen tahun ini. Lebih rendah 2 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi April 2020.
Untuk negara berpendapatan rendah, pertumbuhan ekonomi diproyeksi akan mengalami kontraksi 1 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi untuk kelompok negara maju diproyeksi bakal kontraksi 8 persen pada tahun 2020. Angka tersebut lebih rendah 1,9 poin persentase jika dibandingkan dengan prediksi April 2020 lalu.
IMF menilai, terdapat hantaman yang lebih hebat dari ekspektasi terhadap perekonomian kelompok negara maju di semester I tahun ini.
Pemulihan Bertahap
Proses pemulihan pun akan terjadi secara bertahap lantaran kekhawatiran mengenai peningkatan kasus penularan virus masih berlanjut.
Secara berturut-turut, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi kelompok negara maju sebagai berikut; Amerika Serikat -8 persen, Jepang -5,8 persen, Inggris -10,2 persen, Jerman -7,8 persen, Prancis, -12,5 persen, sementara Italia dan Spanyol tumbuh -12,8 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 4,9 persen tahun 2020 ini.
Angka tersebut lebih rendah 1,9 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi pada bulan April lalu yang memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global mengalami kontraksi 3 persen.
Sementara dari sisi pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, kinerja perekonomian hingga akhir tahun diproyeksi akan tumbuh di kisaran minus 0,4 persen hingga 1 persen.
Angka tersebut jauh lebih rendah dari proyeksi perekonomian skenario berat yang sebelumnya sempat dia sebutkan, di mana perekonomian masih bisa tumbuh 2,3 persen hingga akhir tahun.
Bendahara Negara itu menjelaskan, penurunan batas proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun menjadi 1 persen dilakukan dengan pertimbangan kontraksi akan terjadi cukup dalam pada kuartal II tahun ini.
"Outlook proyeksi -0,4 persen ke 1 persen. Untuk batas atas kami turunkan 2,3 persen ke 1 persen, revisi agak turun karena kami melihat kontraksi cukup dalam di kuartal kedua," jelas Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (18/6/2020).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia -0,3 Persen di 2020"