Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Diskon Rokok Bikin Polemik, Ini Jawaban Bea Cukai

Ia menyatakan hal ini bertujuan melindungi pabrikan kecil dari praktik predatory pricing (jual rugi).

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Diskon Rokok Bikin Polemik, Ini Jawaban Bea Cukai
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Ilustrasi 

“Terdapat indikasi merek rokok tidak sesuai dengan batas di wilayah yang disurvei, sehingga tidak dikenakan penyesuaian seperti yang diatur,” ujar Tauhid.

Ia pun menyarankan klausul pengecualian di 40 area kantor Bea Cukai dikaji kembali karena menimbulkan persaingan tidak sehat.

Emerson Yuntho juga mendesak pemerintah segera merevisi kebijakan Perdirjen 37/2017 karena kontradiktif terhadap aturan di atasnya.

“Catatannya adalah produsen masih boleh menjual rokok di bawah 85% selama dilakukan di 50% wilayah pengawasan DBC. Mengapa harus diberikan kelonggaran 50% dari wilayah pengawasan bea cukai?,” tegas Emerson.

Emerson menambahkan belum ditemukan naskah akademik terkait peraturan dan penjelasan mengenai dasar 50% cakupan pengawasan atau 40 kantor wilayah DJBC ini.

Belum lagi, klausul ini hanya menguntungkan perusahaan besar. Buktinya, sejumlah merek rokok keluaran perusahaan besar diketahui menjual produksinya per bungkus di bawah 85% HJE.

Beberapa temuan Emerson pada pertengahan Juni 2020 menunjukkan maraknya harga rokok yang dijual di bawah 85% HJE yang dilakukan oleh pabrikan besar. (Yudho Winarto)

Berita Rekomendasi

Artiket ini telah tayang di Kontan dengan judul: Bila ditemukan di lebih 40 kota, Bea Cukai tegur pelanggar kebijakan harga rokok

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas