Likuiditas Dipastikan Aman, BTN Minta Nasabah Perbankan Tidak Panik
Tak menunggu lama, polisi dikabarkan berhasil menangkap orang yang diduga melakukan provokasi di media sosial Twitter.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan ini beredar kabar hoaks yang menyatakan kondisi beberapa bank di Indonesia mengalami kesulitan likuiditas.
Bahkan ada yang melakukan provokasi agar nasabah mengambil seluruh dananya di beberapa bank.
Berita bohong dan provokatif membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan gerah.
Pasalnya, jika nasabah terprovokasi oleh berita tersebut, dapat membuat bank sehat menjadi sakit karena adanya penarikan dana besar-besaran (rush).
Baca: BTN Dapat Tambahan Kuota FLPP Sebanyak 1.240 Unit
Baca: Bank BTN Ajak Pengembang Bangun Rumah Rakyat
Tak tinggal diam, OJK pun melaporkan hoaks tersebut kepada aparat kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Tak menunggu lama, polisi dikabarkan berhasil menangkap orang yang diduga melakukan provokasi di media sosial Twitter.
Sesuai Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), para penyebar hoaks diancam hukuman penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Agar tidak terkena hukuman, OJK mewanti-wanti masyarakat untuk tidak menyebarkan atau membuat status yang bernada provokatif disaat situasi ekonomi sedang terpuruk saat ini.
Masyarakat dihimbau untuk senantiasa memastikan informasi tentang keuangan yang diterima adalah informasi yang benar dan valid dengan menghubungi OJK.
Meski sudah tertangkap, namun Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nixon LP Napitupulu meminta aparat kepolisian menyelidiki aktor intelektual penyebar hoax rush dana perbankan tersebut. Pasalnya hoax yang mereka sebarkan bisa mengganggu perekonomian negara.
"Para penyebar hoaks ini sudah seperti teroris karena mengganggu stabilitas ekonomi negara. Kalau sampai nasabah melakukan penarikan dana besar-besaran di perbankan, maka akan membuat bank sehat jadi sakit. Jadi aktor intelektualnya harus ditangkap," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (2/6).
Bukan apa-apa, jika bank sehat menjadi sakit maka pemerintah yang saat ini sudah repot dalam menangani pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19, harus turun tangan lagi dalam menangani masalah perbankan.
Terkait isu BTN kalah kliring, Nixon pun membantah hal tersebut.
Menurut dia, BTN tidak pernah kalah kliring karena penempatan dana perusahaan di Bank Indonesia (BI) sangat melimpah lebih dari dua kali lipat dari ketentuan.
"Alat likuiditas BTN sangat besar jadi tidak ada isu kalau kami kalah kliring," tegasnya.
Nixon mengungkapkan, alat Likuiditas BTN yang terdiri dari kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) dan Giro Wajib Minimum (GWM) sangat besar. Untuk di SBN ada penempatan sekitar Rp 25 triliun, sedangkan untuk alat likuiditas dana pihak ketiga (DPK) BTN lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku.
"Bahkan ada dana masuk dalam bentuk USD dan rupiah mencapai sekitar Rp 15 triliun baru-baru ini," pungkas dia.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: BTN: Likuiditas BTN aman dan nasabah perbankan jangan panik