Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Transformasi Dukcapil ke Digital Menghemat Anggaran Negara Rp 450 Miliar

Dokumen yang dicetak dengan kertas HVS 80 gram itu dijamin keabsahan termasuk keamanannya, serta mudah dicek dokumen tersebut asli atau palsu.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Transformasi Dukcapil ke Digital Menghemat Anggaran Negara Rp 450 Miliar
Tribunnews.com/Rizal Bomantama
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh dokumen kependudukan--kecuali KTP-el dan Kartu Identitas Anak (KIA)--kini bisa dicetak di atas kertas putih HVS biasa.

Hal ini bisa terwujud berkat digitalisasi layanan administrasi kependudukan (Adminduk), dan tanda tangan elektronik (TTE) yang diterapkan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri sejak periode awal 2019.

Menurut Dirjen Dukcapil Prof Zudan Arif Fakrulloh, dokumen yang dicetak dengan kertas HVS 80 gram itu dijamin keabsahan termasuk keamanannya, serta mudah dicek dokumen tersebut asli atau palsu.

"Cara mengujinya dengan memindai QR (quick response) code pada dokumen dengan QR scanner di smartphone. Atau bisa dengan aplikasi QR code reading yang bisa diunduh di Playstore," jelas Dirjen Zudan dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung melayani warga yang membuat akta kelahiran di salah satu mobil Mepeling (Memberikan Pelayanan Keliling) pada acara sosialisasi dan launching enam kendaraan pelayanan tersebut, di Trans Studio Mall, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (11/4/2017). Mobil yang telah dilengkapi perangkat teknologi pembuatan dokumen kependudukan ini akan menjangkau pelayanan di tiga kecamatan setiap harinya untuk melayani masyarakat yang akan membuat akta kelahiran, kartu identitas anak, dan KTP elektronik. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung melayani warga yang membuat akta kelahiran di salah satu mobil Mepeling (Memberikan Pelayanan Keliling) pada acara sosialisasi dan launching enam kendaraan pelayanan tersebut, di Trans Studio Mall, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (11/4/2017). Mobil yang telah dilengkapi perangkat teknologi pembuatan dokumen kependudukan ini akan menjangkau pelayanan di tiga kecamatan setiap harinya untuk melayani masyarakat yang akan membuat akta kelahiran, kartu identitas anak, dan KTP elektronik. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Kode QR pada dokumen kependudukan yang dicetak di kertas HVS ini tak lain merupakan tanda tangan elektronik sebagai ganti tanda tangan dan cap basah yang dulu dicetak dengan security printing.

Sesuai dengan Permendagri No. 109 Tahun 2019 mulai 1 Juli 2020, seluruh dokumen kependudukan minus KTP-el dan KIA wajib dicetak dengan menggunakan kertas HVS, dan tidak boleh lagi menggunakan kertas sekuritas.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, dan Akta Kematian dicetak menggunakan kertas khusus security printing berhologram dari Dukcapil.

Baca: Mendagri: 99 Persen Data WNI Sudah Terekam di Dukcapil Kecuali Beberapa Daerah di Pegunungan Papua

Baca: Mendagri Target Awal Juni Tidak Ada Lagi Pungli di Dukcapil

"Dengan perubahan penggunaan kertas biasa ini, tak perlu lagi pengadaan kertas berhologram sehingga negara bisa berhemat anggaran hingga Rp 450 miliar di tahun 2020," kata Prof Zudan.

Yang tak kalah penting, dengan pencetakan dokumen kependudukan secara mandiri dari rumah penduduk melalui layanan online atau melalui Anjungan Dukcapil Mandiri, maka otomatis bakal menghilangkan praktik pungli dan percaloan karena tak ada layanan tatap muka dengan petugas Dukcapil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas