Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengendalian Hama Lalat Buah Ramah Lingkungan Dorong Peningkatan Ekspor Mangga

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor mangga. Permintaan di pasar global tinggi. Namun, saat ini pangsa Indonesia masih sangat kecil.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengendalian Hama Lalat Buah Ramah Lingkungan Dorong Peningkatan Ekspor Mangga
Istimewa
Pohon mangga 

Oleh karena itu, Anton meminta agar semua pihak bersinergi dalam mengendalikan hama lalat buah.

Di samping itu, dia berharap sanitasi kebun mangga dapat ditingkatkan.

Baca: Mentan SYL Optimis Pertanian di Humbang Hasundutan Terus Berkembang

Baca: Mantan Mendes PDTT Usul BUMN Masuk ke Sektor Pertanian dan Bentuk Business Model

Anton juga mengingatkan, upaya pengelolaan hama lalat buah harus tetap ramah lingkungan.

Menurutnya, mangga bisa mendukung target peningkatan ekspor tiga kali lipat (GraTiEks) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, menjelaskan berdasarkan Undang-undang (UU) No 13 tahun 2010 tentang Hortikultura dan UU No 22 tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, pengelolaan hama harus dilakukan secara ramah lingkungan sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Penerapan PHT lalat buah skala luas adalah sebuah gerakan yang harus mendapat dukungan semua pihak, baik dari petani, pemerintah, maupun masyarakat umum di kawasan tersebut. 

Selain itu, juga harus dilakukan serentak dan berkesinambungan.

Tanaman pertanian.
Tanaman pertanian. (Istimewa)
Berita Rekomendasi

"Karena lalat buah ini terbang-terbang. Jadi tidak bisa hanya dilakukan hanya 10 hektar, dia nanti terbang ke tetangganya," ujar wanita yang biasa disapa Yanti ini.

Yanti menyatakan PHT tidak bisa mengandalkan pestisida atau bahan kimia. Pasar ekspor sangat ketat dengan Batasan Maksimum Residu (BMR) pestisida.  

Jika melewati BMR, maka komoditas tersebut dipastikan tidak bisa diterima oleh negara tujuan.

Pakar hama dari UGM, Dr Suputa, menyatakan PHT lalat buah skala luas pada mangga dapat dilakukan menggunakan perangkap beratraktan (zat penarik) berbahan aktif Metil Eugenol.

Penggunaan perangkap ini dapat menurunkan intensitas serangan lalat buah hingga 60 persen.

Baca: Mantan Menteri Pertanian Sarankan Ini Sebagai Solusi Penghasilan di Tengah Pandemi

Baca: Akademisi UI: Ekspor Pertanian Berpotensi Meningkat Tajam

Saat ini, PHT lalat buah skala luas dengan menggunakan perangkap beratraktan sedang diaplikasikan di areal pertanaman mangga Gedong Gincu seluas 400 hektar di Kabupaten Cirebon, Indramayu, Sumedang, Majalengka, dan Kuningan. 

Ketua Asosiasi Petani Mangga Kabupaten Sumedang, Inta Suminta, menyatakan sejak PHT lalat buah skala luas diberlakukan dan memanfaatkan perangkap beratraktan, serangan lalat buah terus menurun.

"Biasanya dulu dalam satu perangkap bisa ada 190 ekor lalat buah per hari. Kini hanya ada 2,1 ekor per perangkap per hari," katanya.

Berkat itu, kualitas buah menjadi lebih baik. Petani dapat menikmati harga yang lebih baik pula. 

"Petani antusias karena ingin mendapat harga yang lebih baik. Petani juga bangga kalau mangga yang dihasilkan bisa diekspor ke luar negeri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas