Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jelang IE-CEPA, KBRI Ajak Kadin Swiss Diskusi Sawit

lahirnya referendum sawit karena ada kelompok yang tidak setuju dengan IE-CEPA karena minyak sawit masuk di dalamnya

Editor: Sanusi
zoom-in Jelang IE-CEPA, KBRI Ajak Kadin Swiss Diskusi Sawit
Tribun Medan/DEDY SINUHAJI
Dua pekerja mengangkut biji tandan buah segar (TBS) kelapa sawit keatas mobil truk usai melakukan panen di Desa Talun Kenas, Deliserdang, Sumut 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad mengatakan KBRI telah melakukan pendekatan ke berbagai pemangku kepentingan untuk mengupdate perkembangan dan menjelaskan data dan fakta yang sesungguhnya terkait kelapa sawit.

“Dalam waktu dekat KBRI dan Kadin Swiss akan melakukan business conference dengan seluruh pengusaha Swiss untuk membicarakan pentingnya Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) bagi Swiss dan Indonesia,” kata Muliaman dalam keterangannya, Selasa (7/7).

Baca: Petani Sawit Mandiri Bertahan di Tengah Pandemi Lewat Penjualan Kredit RSPO

Baca: Viral Uang Koin Kelapa Sawit Viral Dijual Hingga Ratusan Juta, Apa sih Keistimewaannya?

Menurut Muliaman, lahirnya referendum sawit karena ada kelompok yang tidak setuju dengan IE-CEPA karena minyak sawit masuk di dalamnya.

“Sebelum Pemerintah Swiss meratifikasi suatu perjanjian dengan negara lain, diberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengemukakan pendapat atas perjanjian tersebut. Dalam hal IE-CEPA. Kita harus menghormati proses politik di Swiss dan tidak bisa mencampurinya," terangnya.

Namun demikian, kata Muliaman, pemerintah, parlemen dan mayoritas masyarakat Swiss pada prinsipnya sangat mendukung dan tahu bahwa sawit yang diekspor dari Indonesia adalah sawit yang berkelanjutan.

"Skema keberlanjutannya akan didiskusikan dan disetujui bersama antara Indonesia dan Swiss," ucapnya.

Muliaman menambahkan minyak sawit merupakan sektor penting dengan kontribusi pendapatan ekspor yang cukup besar bagi Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Karena itu, Indonesia akan menjelaskan kepada Pemerintah Swiss bahwa keberadaan minyak kelapa sawit tidak bermasalah.

Bahkan dengan produktivitasnya yang tinggi per hektar, pemanfaatan minyak sawit hanya menggunakan lahan yang lebih sedikit dibandingkan produksi minyak nabati lain.

Muliaman mengatakan, pemerintah Indonesia taat dalam mengikuti berbagai aturan internasional untuk mengurangi laju deforestasi global. Antara lain dengan memberlakukan moratorium sawit dan kewajiban penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Jelang IE-CEPA, KBRI Swiss gencar promosikan sawit Indonesia

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas