Masa Kenormalan Baru, Pedagang Kuliner Belajar Manfaatkan Solusi Digital
Beberapa hal penting harus menjadi perhatian khusus sebagai strategi adaptasi, baik itu kebersihan produk maupun inovasi cara berjualan
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut era baru “new normal” di tengah pandemi ini, semua sektor diminta bersiap untuk terus bergerak, tak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Beberapa hal penting harus menjadi perhatian khusus sebagai strategi adaptasi, baik itu kebersihan produk maupun inovasi cara berjualan.
Baca: Pelaku Usaha Mikro Dituntut Lakukan Adaptasi Bisnis Hadapi Tantangan di Masa Covid
Seperti yang dilakukan oleh Tus Muliati (63), memiliki raga tua namun semangat muda, mungkin itu yang bisa menggambarkan dirinya.
Meski usia sudah menginjak kepala 6, wanita yang akrab disapa dengan Bunda Entuy ini terus semangat mengais usaha meskipun di tengah pandemi Covid-19 ini.
Penjual makanan di food court sekitar GOR Bima Cirebon ini tak menyerah dan terus beradaptasi dengan mencoba hal baru supaya dagangannya tetap laku. Awalnya ia menjual makanan siap santap di etalasenya.
Namun karena adanya pandemi, pedagang ini beralih dari menjual makanan siap saji di warungnya menjadi pelayanan pesanan nasi box dari kantor ke kantor agar terhindar dari kontaminasi yang mungkin bisa mencemarkan makanan.
Bunda Entuy sendiri sudah menjalankan bisnisnya di bidang makanan dan minuman sejak kelahiran anak pertamanya. Beragam usaha makanan sudah dijajal mulai dari berjualan bahan makanan (bawang goreng, bumbu matang, cabe iris dan sambal goreng) hingga makanan jadi seperti mpek-mpek dan batagor.
Salah satu indikator kelancaran bisnis pedagang di masa sekarang adalah cerdas dalam mengelola operasional bisnisnya, tak terkecuali dalam melakukan perhitungan bisnis dengan benar dan praktis.
Sehingga demi kelancaran bisnis, sudah tentu penting sekali bagi para pengusaha untuk melakukan pencatatan dari hasil penjualannya.
Sebelum mengenal solusi teknologi dari Youtap Indonesia,mungkin ia tidak pernah berpikir menggunakan teknologi untuk mengelola usahanya. Sama seperti emak-emak yang sering hanya menggunakan ponselnya untuk berkomunikasi, baik telepon maupun chat, dirinya pun tidak terbiasa menggunakan teknologi terbaru.
Butuh upaya ekstra untuk bisa mengajaknya mencoba menggunakan teknologi terbaru. Sehingga meskipun memiliki ponsel canggih berfitur internet sejak 2019, ia mengakui hanya menggunakannya untuk komunikasi dan baca berita semata.
Hingga akhirnya ia mengenal teknologi bernama Youtap Indonesia pada awal 2020 dari kerabat anaknya yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan dirinya.
"Awalnya saya pikir ini sulit. Tapi setelah saya tahu cara pakainya, ternyata sangat membantu operasional saya. Sekarang saya jadi tahu berapa banyak keuntungan saya dan alokasi saya."
Baca: Kisah Pemasar Mikro BRI yang Selektif Salurkan KUR di Tengah Pandemi
Herman Suharto, selaku CEO dari Youtap Indonesia, mengatakan “Aplikasi Youtap dirancang sedemikian rupa agar para pedagang dari berbagai rentang usia dapat dengan mudah menggunakannya."
"Dalam masa new normal seperti sekarang, selain transaksi pembayaran yang lebih higienis, pengelolaan yang akurat dan praltis kian menjadi realita baru bagi semua orang dalam berdagang. Kami berharap akan ada banyak lagi UMKM yang mengambil langkah digital seperti ini."