Budidaya Pala Hadapi Tantangan Serangan Hama dan Penggunaan Benih yang Kurang Baik
Tahun 2021, Kementerian Pertanian menargetkan produksi pala nasional sebesar 42.900 ton.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budidaya tanaman pala di Tanah Air saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan di antaranya penurunan produktivitas, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), benih yang kurang baik, dan penerapan budidaya serta pemanenan atau pengolahan hasil yang kurang tepat.
Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono mengungkapkan pihaknya menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan, termasuk budidaya pala.
“Upaya pemerintah yang telah ditempuh untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pala antara lain penyediaan benih pala bersertifikat dan berlabel. Sekalipun di masa pandemik, permintaan konsumen untuk sertifikasi tanaman pala tidak mengalami penurunan,” katanya.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kasdi menyebutkan untuk tahun 2021, Kementerian Pertanian menargetkan produksi pala nasional sebesar 42.900 ton.
"Target yang ingin kami capai di 2021 ada beberapa yang sudah masuk ke prioritas nasional ada yang prioritas bidang. Prioritas nasional adalah kelapa sawit, kopi, kakao, tebu, cengkeh, lada dan pala," paparnya.
Baca: Fakta Unik Pala, Rempah yang Dipercaya Bisa Menangkal Pandemi Black Death di Abad 14
Data statistik Ditjen Perkebunan tahun 2018, luas areal tanaman pala di Indonesia 202.325 ha dengan produksi 36.242 ton.
Total nilai ekspor tahun 2018 mencapai 20.202 ton, dan sebagian menjadi konsumsi nasional untuk keperluan industri dan rumah tangga.
Baca: Serahkan 100 Ribu Bibit Pala, Mentan SYL: Kita Kuasai Pasar Dunia
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap komoditas perkebunan berupa rempah, yaitu pala.
Mentan menegaskan petani pala harus mendapat pendampingan agar bisa beradaptasi dengan teknologi.
"Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman. Apalagi di situasi seperti ini, pembatasan tatap muka. Maka kita harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah,” ucap Mentan SYL, Selasa (25/8/2020).