Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Potensi Pengembangan Usaha di Pesantren, CEO Koperasi Al Ittifaq: Kita Bisa Mengurangi Produk Impor

Pondok pesantren mempunyai potensi besar dalam mendorong pertumbuhan wirausaha sehingga ikut serta meningkatkan perekonomian Indonesia.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
zoom-in Potensi Pengembangan Usaha di Pesantren, CEO Koperasi Al Ittifaq: Kita Bisa Mengurangi Produk Impor
Kompas.com
Ilustrasi penjualan produk sayuran Koperasi Pondok Pesantren Modern Al-Ittifaq Bandung 

TRIBUNNEWS.COM - Pondok pesantren mempunyai potensi besar dalam mendorong pertumbuhan wirausaha sehingga ikut serta meningkatkan perekonomian Indonesia.

Tanpa harus mengurangi koridor utama pesantren sebagai wadah pendidikan berbasis agama.

Potensi besar ini jelas terlihat dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam pesantren.

Seperti halnya yang dilakukan Pesantren Al Ittifaq Bandung, di mana mengembangkan potensi yang ada.

CEO Koperasi Pesantren Al Ittifaq, Setia irawan mengatakan setidaknya pesantren bisa menjadi agen-agen perubahan.

Baca: Dana Bantuan untuk Pesantren Tahap Satu Cair Pekan Ini

Dan bagaimana pesantren dapat menjawab permasalahan baik sosial serta ekonomi di masyarakat.

"Beruntung sekali Al Ittifaq diberkahi dengan tanah yang subur kita berada di Bandung, tidak terlalu jauh dengan Jakarta," ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara Overview Tribunnews bertemakan Bisnis Pesantren: Umat Berdaya, Negara Sejahtera, Kamis (27/8/2020).

Berita Rekomendasi

Setia mengatakan fokus Al Ittifaq dalam pengembangan bisnis berbasis pertanian, menjadi jalan tersendiri hingga saat ini.

Di mana saat ini, lantaran lokasi daerah dekat dengan Jakarta, Pondok Pesantrennya sudah menjadi supplier ke banyak supermarket baik di wilayah Bandung hingga Jakarta.

Pihaknya mengatakan berawal berproduksi dengan 14 hektar tanah garapan, kini menyebar ke 130 hektar lahan garapan.

Dan dengan 270 orang petani dampingan yang tersebar di 3 kabupaten di Bandung.

"Nah hasil riset dari Bank Indonesia, dari apa yang kami geluti saat ini rupanya  baru memenuhi 18% saja permintaan market sayuran," ungkapnya.

Maka dari itu Bank Indonesia salah satunya mencoba mendorong untuk mendirikan holding bisnis pesantren.

"Dan alhamdulillah dengan adanya program itu tahun 2020 di Jawa Barat  telah didirikan Sarekat Ekonomi Pesantren, di dalamnya terdapat 1074 pesantren yang bergabung," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas