Ini Beberapa Hal yang Mempengaruhi Laba PGN Semester I 2020
PGAS akan membangun proyek-proyek utama untuk ketahanan dan bauran energi di berbagai wilayah di Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sepanjang semester I-2020 merosot.
Emiten yang juga dikenal dengan nama PGN ini membukukan pendapatan senilai US$ 1,46 miliar, turun 17,97% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,78 miliar.
Jika dikonversikan ke mata uang rupiah, pendapatan PGAS setara sekitar Rp 21,49 triliun dengan kurs tengah rata-rata semester I-2020 sebesar Rp 14.624 per dolar Amerika Serikat (AS).
Laba bersih PGAS anjlok 87,56% secara tahunan menjadi US$ 6,72 juta di semester I-2020.
Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, kinerja keuangan PGAS pada semester pertama ini sangat dipengaruhi oleh triple down effect, yakni dampak pagebluk Covid-19, penurunan harga minyak dan gas (migas) dunia, dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.
Baca: Dorong Efisiensi PSN dan Holding Migas, PGN Komitmen Rampungkan Pipa Minyak Rokan
Kondisi tersebut berpengaruh kepada usaha PGAS terutama sektor hulu yang tergantung pada harga minyak dan gas serta harga liquefied natural gas (LNG).
Arie melanjutkan, rendahnya harga minyak dan gas ini menyebabkan penurunan pendapatan pada sektor hulu, sedangkan biaya pengoperasian ikut menurun.
Harga minyak gas dan bumi yang tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2019, berpengaruh pada pendapatan upstream dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI).
“Faktor-faktor di atas menyebabkan laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada semester I -2020 menjadi sebesar US$ 6,7 juta,” terang Arie, Sabtu (5/9).
Mengutip laporan keuangan PGAS, penjualan minyak dan gas kepada pihak berelasi pada semester I-2020 sebesar US$ 48,44 juta atau turun 44,5% secara tahunan. Sementara pendapatan pemrosesan gas dari pihak berelasi senilai US$ 40,43 juta atau turun 6,6%.
Di sisi lain, penjualan minyak dan gas kepada pihak ketiga senilai US$ 53,40 juta atau merosot 50,9% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai US$ 108,89 juta.
Adapun selama periode Januari–Juni 2020, penghuni Indeks Kompas100 ini berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.016 billion british thermal unit per hari (BBTUD), dengan rincian volume distribusi sebesar 811 BBTUD dan volume transmisi sebesar 1.294 BBTUD.
Arie juga mengungkapkan, penurunan distribusi dan transmisi gas disebabkan oleh penurunan demand saat diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu.
Hampir seluruh sektor pelanggan PGAS, khususnya di sektor komersial dan industri seperti restoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan produsen baja terdampak dan menutup produksi karena pandemi Covid-19.