Pengamat Nilai Tender Proyek TPPI Berjalan Transparan
Proyek dengan investasi senilai Rp 50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik, Miftahul Adib menilai bahwa proyek untuk menekan angka impor migas akan segera terwujud melalui anak usaha Pertamina, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Menurutnya, Pertamina tengah berusaha mempercepat pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.
Belum lagi, kata Adib, proyek ini mendapat pengawalan ketat dari Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI dan Bareskrim Polri.
Baca: Rekind dan Jo Hyundai Lolos Proses Tender Proyek TPPI Olefin Complex
"Saya melihat Pertamina telah berhasil menyelesaikan proses tender DBC Olefin TPPI Tuban dengan bersih dan transparan," tegas Adib dalam keterangan persnya, Jumat (25/9/2020).
Proyek ini untuk mewujudkan komitmen rencana pembangunan pusat produksi olefin dan aromatik di kompleks PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Proyek dengan investasi senilai Rp 50 triliun dengan sebutan TPPI Olefin Complex ini bakal memproduksi High Density Polyethylene (HDPE) sebanyak 700.000 ton per tahun, Low Density Polyethylene (LDPE) sebanyak 300.000 ton per tahun, dan Polipropilena (PP) 600.000 ton per tahun.
Baca: TPPI Terima Pengelolaan Kilang Elpiji Tuban LPG Indonesia dari Negara
Adapun tender tersebut sebelumnya diikuti oleh 4 (empat) konsorsium internasional, yang tediri dari Konsorsium Daelim Industrial – Wijaya Karya – McDermott Indonesia (Konsorsium Daelim), JO Hyundai
Engineering Co., Ltd. – Saipem SpA – Rekayasa Industri – PT. Enviromate Technology International (JO Hyundai Engineering Co., Ltd.), Konsorsium GS E&C – Adhi Karya – Technimont SpA (Konsorsium GS E&C), serta Konsorsium Technip – Tripatra – Samsung Engineering (Konsorsium Technip).
Proses tender tersebut telah meloloskan 2 (dua) konsorsium sebagai penawar terbaik secara administratif, teknikal dan komersial, serta telah memenuhi kriteria yang dipersyaratkan terkaitpengalaman dalam membangun konstruksi olefin plant sampai selesai dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, yaitu JO Hyundai Engineering Co., Ltd. dan Konsorsium Technip.
Pemerintah sendiri menargetkan dapat menghemat devisa hingga US$1,2 miliar setara Rp16,8 triliun per tahun sejalan dengan meningkatnya kepemilikan pemerintah di saham PT Trans-Pacific Petrochemical
Indotama (TPPI) menjadi 80 persen.
Pertamina menargetkan Pembangunan proyek tersebut akan berlangsung selama tiga tahun,
yakni akan dimulai pada Desember 2021, dan selanjutnya akan mulai berproduksi pada bulan April 2024.