Daya Saing Daerah Jadi Kunci Pemulihan Indonesia dari Pandemi
Kebijakan yang proporsional dalam kerangka daya saing pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu mengakhiri dikotomi
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Reynas Abdila/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Sarah Hasibuan menilai, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum cukup maksimal untuk menggenjot pemulihan ekonomi.
Sarah mengatakan PEN belum mencerminkan empat pilar daya saing daerah yang berkelanjutan.
Empat pilar yang dimaksud adalah lingkungan lestari, ekonomi unggul, sosial inklusif, dan tata kelola daerah yang baik.
"Daya saing daerah berkelanjutan menjadi kunci untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Karenanya diperlukan kebijakan yang variatif dan adaptif terhadap karakter daerah dan tipologi daya saing yang dimiliki," katanya dalam webinar bertajuk “Daerah Berdaya Saing, Kunci Pemulihan Ekonomi dari Pandemi” Kamis (8/10/2020).
Studi yang dilakukan KPPOD atas 356 kabupaten menunjukkan ada beberapa tipologi daya saing daerah, yaitu daerah dengan ekonomi yang unggul, memiliki persoalan kelestarian lingkungan.
Daerah dengan ekonomi dan sosialnya rata-rata, lingkungannya cukup lestari, dan aspek sosial tidak menjadi pilar yang dominan bagi daerah yang berdaya saing berkelanjutan.
“Kebijakan yang proporsional dalam kerangka daya saing pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu mengakhiri dikotomi antara ekonomi dan pilar lain menjadi masalah bersama Indonesia,” kata Sarah.
Senada dengan itu, Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi Sekretariat SDG,s Bappenas Setyo Budiantoro menyampaikan pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam mencapai target tersebut.
Mereka mesti menjadi dirigen untuk memaksimalkan sinergi antarpemerintahan.
"Pemerintah daerah perlu menjadi dirigen orkestrasi sinergi daya saing berkelanjutan dengan melibatkan semua potensi stakeholder secara inklusif, SDG's ini menjadi kerangka acuan bersama. Sinergi ini termasuk dalam mengupayakan pembiayaan melalui berbagai skema innovative financing seperti blended finance, impact fund, hingga crowdfunding," ujar Budi.
Sementara Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengamini potensi daya saing yang berkelanjutan saat ini menjadi jalan yang ia lakukan untuk memulihkan perekonomian.
Sebelum pandemi, masyarakat Klungkung nyaris meninggalkan sektor pertanian lantaran potensi pariwisata Klungkung yan menjanjikan.
Hal itu kemudian menyebabkan mereka merasakan dampak cukup parah ketika pandemi Covid-19.
Beberapa strategi pemulihan yang mulai berjalan, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
"Kami kembali menggalakan berbagai sektor yang selama ini nyaris ditinggalkan seperti singkong, jagung, kelapa. Ini akan dikerjasamakan dengan pemerintah Kanada untuk membuat inovasi produk berupa Rumah Keong, rumput laut, kelapa, dan mangga," ujarnya.
Potensi lain yang sekarang kembali dimaksimalkan Kabupaten Klungkung adalah budidaya rumput laut dan pengembangan budidaya kepiting hingga kerapu.