Manufaktur Padat Karya Terpukul Langkah-Langkah Penanganan Covid-19
Gangguan serius pada rantai pasokan, kekurangan material secara tiba-tiba, dan perubahan permintaan yang tajam, membuat para produsen harus adaptasi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 menambah tantangan yang ada dan mendatangkan kerentanan baru bagi produsen di seluruh dunia.
Gangguan serius pada rantai pasokan, kekurangan material secara tiba-tiba, dan perubahan permintaan yang tajam, membuat para produsen pun bergulat untuk bisa beradaptasi dengan perubahan.
James McKew, Direktur Regional APAC, Universal Robots mengatakan, manufaktur padat karya sangat terpukul oleh langkah-langkah penanganan COVID-19 oleh pemerintah daerah seperti melakukan pembatasan jarak dan sosial, yang kerap diperpanjang.
"Namun, langkah-langkah tersebut memberikan peluang bagi para produsen yang berfokus pada tenaga kerja dan memikirkan kembali operasi mereka, tentang bagaimana caranya untuk menjaga produksi agar tetap berjalan," kata James saat sesi pertemuan "Meet the Cobot Leaders" pertama di Asia-Pasifik yang dilakukan secara virtual.
Baca: Kemenperin Membidik Utilisasi Sektor Manufaktur Bisa Mencapai 60 Persen Pada Akhir 2020
Pertemuan ini membahas tentang cobot dan perannya terhadap manufaktur masa depan di seluruh Asia-Pasifik belum lama ini.
Namun, langkah itu kata dia harus mematuhi langkah-langkah dan peraturan yang ada, tanpa mengorbankan efisiensi biaya, juga memikirkan tentang model operasi yang bisa bertahan hingga di masa depan, supaya lebih tahan banting.
“Di Asia-Pasifik, pemilik bisnis dan para operatornya harus benar-benar dapat mengatur biaya, menciptakan nilai, dan keuntungan," katanya.
Di beberapa daerah yang kisaran harga real estate-nya (perumahan) mahal, seperti Singapura dan kota metropolitan lainnya di dunia, cobot pastinya bisa sangat membantu dalam memaksimalkan ruang di mana operator manusia.
Cobot bisa bekerja bersama-sama untuk mencapai tingkat produksi tertinggi, sambil mematuhi pedoman jarak fisik (yang diperlukan di tengah pandemi ini), ” kata James McKew.
Dr Che Fai YEONG, Direktur DF Automation and Robotics and Associate Professor dari Universitas Teknologi Malaysia memaparkan banyak wawasan industri dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dari para praktisi industri dan juga peserta secara online, menggunakan wawasan yang visioner dan praktis mengenai manufaktur pasca pandemi, dan menjelaskan bagaimana produsen di Asia Pasifik untuk siap menghadapi masa depan.
Dr. Yeong, nama yang tak asing lagi terdengar ketika kita membicarakan robotika dan penemuan-penemuan di Malaysia, pemenang lebih dari 100 penghargaan nasional dan internasional, menjadi moderator dalam sesi tersebut.