Rusia Klaim Jadi Negara Pertama yang Daftarkan Vaksin Corona, Butuh Izin Lokasi Produksi Massal
Pemerintah Rusia sedang mengurus perizinan dari untuk menentukan lokasi produksi massal Vaksin Sputnik V Rusia, sebelum didistribusikan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Pemerintah Rusia sedang mengurus perizinan dari Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya yang berbasis di Moskow untuk menentukan lokasi produksi massal Vaksin Sputnik V Rusia, sebelum didistribusikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Gamaleya Institute, Alexander Gintsburg saat menghadiri konferensi internasional 'Pandemic 2020' secara online pada Selasa kemarin waktu setempat.
"Terlepas dari lokasi mana yang akan menjadi tempat memproduksi vaksin ini, tentunya membutuhkan persetujuan dari Gamaleya Institute," kata Gintsburg.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (14/10/2020), pada Agustus lalu, pemerintah Rusia mengklaim menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Corona (Covid-19).
Baca juga: Brasil akan Uji Coba Vaksin Sputnik Buatan Rusia, Berencana Beli 50 Juta Dosis
Vaksin ini dibuat oleh Gamaleya Institute, dilanjutkan uji klinis fase 3 yang diluncurkan di Moskow pada 7 September lalu.
Terkait pengujian vaksin ini, ada sebanyak 40.000 relawan yang akan mengambil bagian dalam tes.
10.000 diantaranya akan menerima pengujian melalui terapi plasebo.
Baca juga: Tawarkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V Kepada Indonesia, Rusia Jamin Harganya Lebih Murah
Perlu diketahui, plasebo merupakan jenis obat kosong yang tidak memiliki kandungan zat aktif dan tidak memberikan efek apapun terhadap kesehatan, biasanya plasebo menggunakan pil maupun suntikan.
Produksi Sputnik V ini pun didanai oleh Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan dilakukan oleh perusahaan portofolionya.
RDIF juga berencana untuk memulai produksi massal vaksin ini di negara lainnya, bekerja sama dengan dana kekayaan kedaulatan lokal.
Beberapa negara itu diantaranya India, Korea Selatan, Brazil, Arab Saudi, Turki dan Kuba.