Perajin Tahu Curhat ke Anggota DPR Soal Penggunaan Formalin Pada Makanan
Meski dianggap berbahaya untuk kesehatan, penggunaan formalin pada makanan tetap masih ditemukan.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski sudah terbukti berbahaya bagi kesehatan, penggunaan formalin pada makanan tetap masih ditemukan.
Hal tersebut diakui oleh Ketua Sedulur Perajin Tahu Indonesia (SPTI) dan UMKM Kabupaten Bogor, Wasis.
Wasis mengatakan banyak para perajin tahu se-Jabodetabek yang tidak menggunakan formalin hanya 30 persen.
Mirisnya, penggunaan formalin tersebut terkesan dibiarkan.
"Kami mohon agar dibantu oleh ibu,sehingga kami bisa bersaing secara sehat," ujar Wasis saat berbincang dengan Anggota Komisi VI DPR, Elly Rachmat Yasin di Kampung Perajin Tahu, Kampung Pisang Kelurahan Kradenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa(20/10/2020).
Baca juga: Cegah Penggunaan Formalin pada Makanan, Anggota DPR Sidak Pabrik Tahu
Wasis enambahkan bahwa SPTI punya prinsip yaitu 'save konsumen'.
Jadi artinya SPTI sangat mementingkan kesehatan konsumen, tetapi apabila pemerintah tidak mendukung kami, maka bagaimana SPTI bisa bertahan.
"Jadi kami mohon kepada ibu Elly Rachmat Yasin, selaku Komisi VI DPR RI. Kami yakin ibu bisa menjembatani kami kepada pemerintah pusat,agar program SPTI ini untuk ke depan bisa maju,dan seluruh pengerajin Tahu tidak ada lagi memakai Formalin," ujar Wasis.
Menyikapi hal itu Elly Rachmat Yasin menuturkan bahwa buat para perajin tahu yang masih memakai formalin harus segera ditindak atau diberi pengarahan oleh SPTI selaku organisasi perajin tahu.
Kepala Dinas UMKM Kabupaten Bogor menambahkan bahwa pihaknya membutuhkan kawan - kawan SPTI agar bisa memberikan informasi tentang siapa saja perajin tahu yang masih memakai formalin.
"Kalau sudah ada laporan yang disertai bukti lengkap, maka akan secepatnya menindak pelakunya," ujar Asep.(Willy Widianto)