Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menparekraf: Kunci UMKM Sukses Go Digital Adalah Pemasaran

Tantangannya kedepan bukan hanya sekedar para pelaku UMKM bisa bertransformasi ke online tapi bagaimana memasarkannya

Editor: Content Writer
zoom-in Menparekraf: Kunci UMKM Sukses Go Digital Adalah Pemasaran
TRIBUNNEWS.COM/FIRDA FITRI YANDA
GrabFood mengadakan konferensi virtual perdana bertema “Buka Potensi bersama Grab: Berkembang dalam Dunia Digital” pada Kamis (5/11/2020). Konferensi virtual ini dihadiri oleh Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Menparekraf Wishnutama Kusubandio, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GrabFood mengadakan konferensi virtual perdana bertema “Buka Potensi bersama Grab: Berkembang dalam Dunia Digital” pada Kamis (5/11/2020). Konferensi virtual ini dihadiri oleh Presiden Grab Indonesia  Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Menparekraf Wishnutama Kusubandio, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Dalam konferensi virtual ini, Menparekraf Wishnutama Kusubandio menyampaikan 3 poin, yaitu pentingnya digitalisasi UMKM di tengah pandemi Covid-19, tantangan bagi UMKM dalam melakukan transformasi digitalisasi, dan dukungan Kemenparekraf untuk membantu UMKM agar bisa terus produktif pada kondisi pandemi ini.

“Pada bulan Juli yang lalu, Katadata Insight Center melakukan survei kepada pelaku UMKM di Jabodetabek. Hasilnya terdapat 56,8 persen UMKM yang kondisi usahanya buruk-sangat buruk. Sedangkan hanya 14,1 persen yang mengaku bisnisnya dalam keadaan baik-sangat baik. Hal ini memberikan pemahaman bahwa pandemi ini membawa banyak perubahan, banyak dampak dalam berbagai aspek kehidupan kita, tentunya tak terkecuali sektor UMKM dan ekonomi kreatif yang saling terkait,” ujarnya.

Disamping itu, tambah Wishnutama, tren digital semakin berkembang pesat. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, gerak masyarakat terbatas sehingga digitalisasi terakselerasi dengan cepat jauh di atas prediksi. Tren ini pun dibarengin dengan peningkatkan transaksi belanja online pada Q2 2020.

“Bank Indonesia mencatat terdapat 483juta transaksi di ecommerce. Jumlah ini naik sekitar 40 persen bila dibandingkan dengan Q1 2020. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat yang tadinya tidak belanja di ecommerce sekarang mulai atau bahkan harus belanja online,” ujarnya.

Maka dari itu, digitalisasi UMKM sangat diperlukan untuk menjangkau lebih banyak konsumen dengan efektif dan efesien, serta mampu menangkap peluang-peluang baru yang ada dalam pengembangan usaha digital.

“Jadi dalam kondisi seperti ini, sebetulnya banyak peluang-peluang baru yang harus pelaku UMKM manfaatkan,” ujar Wishnutama.

Berita Rekomendasi

Namun Wishnutama menggaris bawahi dalam kenyataan pendekatan penjualan secara online berbeda dengan cara berjualan secara offline. Beberapa kendala ditemukan pada UMKM yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berjualan secara online.

“Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center terdapat 3 tantangan paling krusial yang dialami UMKM yang beralih ke pasar digital, yaitu kurangnya digital literasi, kurangnya pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online, dan juga bagaimana memasarkan melalui platform-platform digital atau melakukan promosi, dan terakhir ketidaksiapan tenaga ahli yang dimiliki,” ujarnya.

Dalam rangka mendukung UMKM agar bisa bangkit Kemenparekraf meluncurkan gerakan “Bangga Buatan Indonesia”.

“Bangga Buatan Indonesia adalah gerakan gotong royong yang menjadikan masyarakat Indonesia bangga dan cinta menggunakan dan membeli produk-produk buatan Indonesia, terutama kita dorong produk lokal yang dihasilkan oleh UMKM,” ujarnya.

Selain itu, gerakan Bangga Buatan Indonesia ini juga mendorong pelaku UMKM bertransformasi dari pasar offline ke online dengan memanfaatkan berbagai macam platform yang sudah ada.

“Tantangannya kedepan bukan hanya sekedar para pelaku UMKM bisa bertransformasi ke online tapi bagaimana memasarkannya, bagaimana menjual barang-barang tersebut, atau belajar dari kebutuhan pasar,” ujarnya.

Kedepan UMKM juga harus mampu mempelajari kebutuhan pasar melalui platform digital. “Sejak diluncurkan pada bulan Mei, jumlah UMKM yang telah on boarding ke platform digital sampai hari ni sekitar 2,4 juta hampir 2,5juta per tanggal 30 September 2020 jumlah ini naik sekitar 10 persen dari periode sebelumnya dan diperkirakan akan terus meningkat kedepannya,” ujarnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas