Resesi, Mantan Menteri Keuangan: Indonesia Berada di Periode Survival
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan di masa resesi ekonomi Indonesia berada di periode survival.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan di masa resesi ekonomi Indonesia berada di periode survival.
“Akan ada periode yang disebut sebagai survival, itu adalah sekarang. Mencapai titik terendah di quarter kedua, improve sedikit di quarter ketiga, naik lagi terus, tapi belum sampai ke normal," kata Chatib dalam webinar yang digelar Senin (9/11/2020).
Baca juga: Chatib Basri: Ekonomi Tahun Depan Belum Akan Pulih Total
Baca juga: Indonesia Resesi, Chatib Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Akan Positif di Kuartal I 2021
Ekonom Universitas Indonesia tersebut menyampaikan setelah pandemi bisa diatasi, kegiatan ekonomi mengarah ke normal baru dan kemudian bisa masuk ke tahap pemulihan.
“Recovery hanya bisa dilakukan kalau pandeminya harus bisa di-address, kalau tidak bisa di-address Anda akan berhadapan yang saya sebut skala ekonomi. Kalau kapasitas terpasang masih banyak, saya nggak mungkin beroperasi 100 persen, ngapain saya berinvestasi kan?” lanjutnya.
Menurut Chatib, investasi akan kembali masuk atau naik akan terjadi ketika ekonomi sudah mulai normal.
Dia menjelaskan bahwa secara hitungan sederhana ekonomi Indonesia akan masuk kondisi normal itu di 2022
"Di situlah kita baru bisa bicara ekspansi, investasi swasta dan macam-macam,” tambahnya.
Pada saat itu penting memastikan adanya kemudahan dan kepastian investasi terutama di daerah.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Hidayat Amir sepakat dengan Chatib Basri, bahwa saat ini ekonomi tanah air berada dalam fase survival.
“Makanya yang dilakukan pemerintah dengan APBN 2020 dan akan diteruskan pada 2021, sepanjang Covid masih ada, prioritasnya ya menangani kesehatan,” katanya.
Di masa survival, kata Hidayat memang berat untuk mendorong investasi.
Meski demikian Hidayat meyakini situasi survival sangat sementara, terlebih sebagai negara berkembang Indonesia sangat menjanjikan.
“Pasti akan terjadi recovery, dan harapannya recovery itu tidak hanya cukup mengembalikan pada situasi awal, tetapi juga menjaga momentumnya,” tambahnya.