Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden didaulat menjadi Presiden Terpilih versi electoral college.

Namun bagaimana dampaknya pada Indonesia, jika kandidat dari Partai Demokrat ini memimpin AS setelah pemerintahan Donald Trump ?

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan kedua tokoh tersebut tidak akan memberikan dampak apapun kepada Indonesia jika mereka memimpin AS.

Baca juga: Pilpres AS: Dolar AS Diprediksi Lanjutkan Pelemahan Jika Joe Biden Jadi Presiden

"Menurut saya, siapapun yang terpilih tidak akan berdampak ke Indonesia," ujar Hikmahanto, kepada Tribunnews, Selasa (10/11/2020).

Ia menegaskan, tentunya Indonesia tetap harus bisa menjalin kerja sama dengan negara adi daya itu, terlepas dari siapapun yang memimpin negara adi daya tersebut.

Baca juga: Analis Politik Sebut Prabowo Bisa Ikuti Langkah Presiden AS Terpilih Joe Biden untuk Pilpres 2024

"Indonesia harus bisa bekerja sama dengan siapapun Presiden terpilih di AS, karena ini merupakan kedaulatan AS dan hak WN (Warga Negara) AS," tegas Hikmahanto.

Kendati demikian, jika Biden yang terpilih dan menggantikan Trump, kebijakannya dinilai akan berfokus pada menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), itu yang harus digarisbawahi Indonesia berkaca pada kepemimpinan Presiden ke-44 AS Barack Obama yang juga dari Demokrat.

"Nantinya kita tentu harus beradaptasi bila Biden yang terpilih, mengingat dia dari Partai Demokrat yang sangat mengusung HAM," jelas Hikmahanto.

Selanjutnya, bagaimana jika Trump kembali terpilih untuk kali kedua memimpin AS ?

Indonesia, kata dia, tentunya sudah paham mengenai kebijakan-kebijakan ala Trump.

"Sementara kalau Trump, tentu kita sudah memahami kerja Trump," pungkas Hikmahanto.

Perlu diketahui, Joe Biden kini menjadi Presiden Terpilih veris electoral college setelah berlangsungnya pemilu AS pada Selasa, 3 November lalu.