Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penjelasan Kemendag soal Harga Tahu dan Tempe yang Melonjak

Penyesuaian harga ini disebabkan naiknya harga kedelai internasional. saat ini Indonesia masih memenuhi kebutuhan kedelainya 70% dari impor.

Editor: Sanusi
zoom-in Penjelasan Kemendag soal Harga Tahu dan Tempe yang Melonjak
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Pengrajin tempe di Kawasan Kampung Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat, mengolah kedelai, Sabtu (2/1/2020). Sejumlah pengrajin tempe dikawasan itu, melakukan aksi mogok produksi imbas dari harga kedelai melonjak tinggi. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan telah berkomunikasi dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk membantu mensosialisasikan ke konsumen perihal naiknya harga tahu tempe di pasar.

Penyesuaian harga ini disebabkan naiknya harga kedelai internasional. Asal tahu saja, saat ini Indonesia masih memenuhi kebutuhan kedelainya 70% dari impor.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto menegaskan naiknya harga kedelai di dalam negeri, murni karena naiknya harga kedelai di tingkat internasional. Suhanto memaparkan harga kedelai di pasar internasional naik 9% dari kisaran US$ 11,92 menjadi US$ 12,95 per busel.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Kementan Akan Lipat Gandakan Produksi Kedelai Nasional Tahun Ini

Baca juga: Tahun ini, Kementan Lipatgandakan Produksi Kedelai Nasional

"Kemarin sore kami monitor dengan perwakilan kami di Chicago bahwa harga kedelai masih naik," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/1).

Suhanto menjelaskan, penyebab naiknya harga kedelai adalah semasa pandemi corona, terjadi perlambatan produksi kedelai dunia. Adapun pada Desember 2020, saat perekonomian China sudah mulai membaik, China memborong kedelai dari Amerika hingga dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Seperti yang diketahui, sumber utama kedelai dunia dari Amerika, maka dari itu hukum dagang berlaku yakni harga naik ketika permintaan lebih besar dibandingkan pasokannya. Ini masih berlangsung hingga kemarin sore," kata Suhanto.

Baca juga: Tekan Impor Kedelai, Pemerintah Perlu Dorong Produktivitas dan Perluasan Lahan

Adanya hal ini, Suhanto bilang pemerintah melalui tim Kemendag langsung turun untuk berkomunikasi dengan perajin tahu tempe di wilayah Jakarta untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai internasional ke pelaku industri kedelai dalam negeri.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, komunikasi ini dilakukan juga karena terjadi aksi mogok produksi yang dilakukan perajin tahu tempe sejak 1-3 Januari 2021.

Setelah pertemuan itu, Suhanto mendapatkan informasi bahwa harga penebusan kedelai oleh para perajin tahu tempe naik.

Di bulan November 2020 masih di angka 9.000 per kilogram, adapun di bulan Desember 2020 sudah mencapai 9.300 hingga 9.600 per kilogram. Terjadi kenaikan bervariasi di kisaran 3,3% hingga 6,6% karena ada yang membeli melalui koperasi ada juga yang langsung ke distributor.

"Dan setelah kami bicara, setelah kami datang saat mogok produksi, mereka menyatakan siap produksi lagi sejak kemarin. InsyaAllah besok atau lusa di pasaran sudah ada lagi tahu tempe karena memang kita tahu untuk produksi tempe membutuhkan 3 hari," ungkapnya.

Lantas, adanya kenaikan harga ini, perajin tahu dan tempe meminta kepada pemerintah untuk membantu menginformasikan kepada masyarakat bahwa di 2021 ada penyesuaian harga tahu tempe di tingkat konsumen.


Mengenai berapa persen kenaikan harganya, Suhanto belum bisa memerinci. Yang terang, Kemendag berpesan kepada perajin tahu tempe untuk menghitung betul kenaikan harganya, jangan sampai memberatkan masyarakat.

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Harga tahu dan tempe melonjak, ini penjelasan Kemendag

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas