Istana Cari Solusi Stabilkan Harga Daging Sapi
“Jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga," kata Moeldoko.
Penulis: Yulis
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko mempertemukan secara langsung Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dengan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) terkait kenaikan harga daging sapi.
Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog hingga PT Berdikari ini, merupakan upaya Pemerintah dalam mencari solusi adanya isu kenaikan harga daging sapi, hingga kesiapan menjelang hari raya Idul Fitri mendatang.
“Melalui pertemuan ini, saya harap ada solusi agar harga daging sapi tidak terus naik dan jadi masalah baru dan beban masyarakat di tengah penanganan Covid-19 dan berbagai bencana yang ada,” tegas Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Pedagang Daging Mogok Jualan, Penjual Bakso Tetap Produksi, Ini Triknya Agar Tetap Bisa Dagang
Moeldoko memaparkan, para pihak yang hadir pada pertemuan tersebut menyusun kembali perhitungan stok daging yang ada.
Melalui langkah itu, kata Moeldoko, setiap pihak bisa memetakan persiapan untuk menetapkan harga daging dan memutuskan kebijakan impor daging maupun impor sapi dari beberapa negara.
Baca juga: Asosiasi Minta Pedagang Daging Kembali Berdagang Hari Ini
Terkait kenaikan harga daging yang sedang ramai belakangan ini, Moeldoko mengaku sudah mendapat informasi bahwa hal itu sudah dikendalikan Gapuspindo dan APDI yang difasilitasi Kemendag.
“Jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga, jangan sampai APDI tetap menaikkan harga ke konsumen,” jelas Moeldoko.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menerangkan, sejak aksi mogok pedagang daging di beberapa wilayah, pihaknya langsung turun tangan dengan memfasilitasi pertemuan antara Gapuspindo dan APDI.
Syailendra menuturkan, dari pertemuan itu kedua pihak sepakat dengan mengambi jalan tengah penetapan harga dari hulu pada kisaran Rp94.000 per kilo gram, sehingga pedagang ritel bisa menjual di bawah harga Rp120.000 per kilo gram.
“Ini sebagai langkah jangka pendek. Kami juga sudah tentukan langkah jangka menengah dan jangka panjang, terutama melalui kebijakan impor di luar Australia yang terus menaikkan harga sapi,” kata dia.
Ketua APDI Asnawi menyambut positif jalan tengah yang telah disepakati bersama Gapuspindo. Bahkan, kata Asnawi, sejak terjadinya kesepakatan itu, APDI telah meminta seluruh pedagang daging untuk kembali melanjutkan kegiatannya dan menghentikan aksi mogok.
“Pedagang sudah bisa menjual daging dengan harga terendah Rp105.000 per kilo gram dari sebelumnya yang bisa di atas Rp120.000 per kilo gram,” jelas Asnawi.
Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto menjelaskan, pihaknya memang telah menaikkan harga daging seiring dengan naiknya harga sapi impor dari Australia.
Didiek memaparkan, sejak harga sapi impor Australia menyentuh level terendah US$2,5 per kilo gram hidup, terjadi peningkatan harga hingga US$3,8 per kilo gram atau setara Rp55.460 per kilo gram pada akhir Desember 2020.
“Sebagian anggota kami sudah tidak bisa lagi melakukan impor dari Australi, dan membuat adanya lonjakan harga setelah pada 2019-2020 tidak ada lonjakan harga. Kami pun berharap, ke depannya ada alternatif negara yang bisa impor sapi di tengah kondisi impor dari Australia,” papar Didiek.