Science Techno Park dan Tax Deduction Jadi Strategi Pemerintah Pulihkan Ekoonomi Akibat Pandemi
Bambang PS Brodjonegoro mengatakan jika strategi triple helix bisa diimplementasikan, inovasi teknologi juga akan berhasil dijalankan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi virus corona (Covid-19) bisa dilakukan dengan berbasis pengetahuan yang diimplementasikan melalui inovasi hasil sinergi antara pemerintah, akademik dan pelaku industri (triple helix).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan jika strategi triple helix bisa diimplementasikan, inovasi teknologi juga akan berhasil dijalankan.
"Jadi seperti yang sering kami sampaikan bahwa kunci dari keberhasilan lahirnya inovasi adalah pada implementasi triple helix yang mulus," ujar Bambang, dalam Webinar 'Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19', Jumat (22/1/2021).
Ia kemudian menjelaskan bahwa ada dua pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi dukungan terhadap akademik dan industri atau dunia usaha, yakni melalui science techno park dan super tax deduction sebagai insentif bagi dunia usaha.
Baca juga: Ini Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Vaksinasi Versi Wakil Menteri BUMN
"Pendekatan intinya ada dua, science techno park dan satu lagi adalah upaya untuk pemanfaatan tax deduction sebagai insentif," kata Bambang.
Pemerintah, kata dia, harus bisa memfasilitasi dukungan antara peneliti dari universitas dengan dunia usaha atau industri.
Baca juga: Pemerintah Sebutkan Beberapa Indikator Pemulihan Ekonomi Indonesia di 2021
Pendekatan pertama yakni melalui science techno park yang dianggap sebagai salah satu cara terbaik dalam menghubungkan industri dan lingkungan akademik.
"Nah kuncinya, dukungan kami yang pertama adalah melalui pengembangan dari science techno park. Kami melihat science techno park seperti contoh paling sukses di dunia adalah Silicon Valley, itu adalah cara yang terbaik menghubungkan universitas langsung dengan dunia industri," jelas Bambang.
Melalui interaksi dalam science techno park, dunia industri dapat mengetahui secara langsung tentang apa yang sedang dikerjakan oleh universitas.
Begitu pula universitas, dapat memahami apa yang dibutuhkan industri maupun masyarakat.
Bambang kemudian menyampaikan bahwa melalui science techno park, teknologi inovasi yang dihasilkan universitas atau lingkungan akademik ini akan menghasilkan perusahaan rintisan atau start up.
"Kelebihan lain di dalam science techno park, teknologi yang dibawa oleh universitas itu nantinya bisa melahirkan yang namanya start up," papar Bambang.
Start up inilah yang akan menggiring inovasi itu untuk bisa dikomersialisasikan.
"Jadi salah satu side program dari science techno park itu adalah lahirnya start up yang nantinya akan membawa teknologi atau inovasi yang ditemukan ke ranah komersialisasi," tutur Bambang.
Selain science techno park, pemerintah juga akan memberikan fasilitas berupa insentif super tax deduction kepada pelaku industri atau dunia Usaha melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 153 tahun 2020.
Dalam PMK 153, pemerintah memberikan insentif super tax deduction untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) berupa pengurangan penghasilan bruto atas kegiatan litbang tertentu di Indonesia.
"Pendekatan kedua, kita akan melakukan upaya yang sangat intensif untuk memperkenalkan insentif tax deduction melalui PMK 153. Di mana tax deduction ini akan memberikan insentif kepada dunia usaha yang mau terlibat di dalam penelitian," jelas Bambang.
Super tax deduction ini diharapkan mendorong langsung kerja sama antara dunia usaha dengan lembaga penelitian atau lingkungan akademik.
"Seperti pada proposal-proposal yang sudah masuk ke meja saya untuk tax deduction, semua penelitiannya diinisiasi oleh dunia usaha atau swasta, BUMN atau swasta murni dan kemudian berpartner dengan lembaga penelitian. Bisa dengan lembaga penelitian litbang K/L (Kementerian/Lembaga) maupun dengan universitas," kata Bambang.
Melalui dua pendekatan tersebut, ia berharap implementasi triple helix dapat berlangsung lancar dan menghasilkan inovasi yang bisa dikomersialisasikan dalam upa pemulihan ekonomi nasional.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik, bahwa kerja samanya terjadi secara natural dan bukan dipaksakan," pungkas Bambang.