Angka Backlog Rumah Diproyeksi Bisa Turun Menjadi 4 juta-4,5 Juta pada Akhir 2030
Nixon meyakini penurunan signifikan pada angka backlog tersebut merupakan keniscayaan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memproyeksikan angka backlog atau jumlah kebutuhan perumahan bisa turun menjadi 4 juta-4,5 juta pada akhir 2030.
Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan angka backlog di Indonesia terbagi atas dua perhitungan.
Pertama, angka backlog berdasarkan kepemilikan rumah yang mencapai 11 juta. Kedua, angka backlog berdasarkan keterhunian yang mencapai 7,5 juta rumah tangga.
Baca juga: Properti Premium di Bali Tetap Diminati Selama Pandemi, Pengembang Terus Hadirkan Kluster Baru
Menurut Nixon, kemampuan Bank BTN dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mengurangi angka backlog tersebut mencapai 200.000 hingga 300.000 hunian per tahunnya.
“Jika ada konsistensi dan upaya bersama dari seluruh pihak baik pemerintah, asosiasi, serta dibantu bank lain, bisa ada 600.000 unit rumah yang dibiayai per tahun. Artinya pada 2030 angka backlog bisa turun menjadi 4 juta-4,5 juta,” jelas Nixon dalam keterangan yang diterima Kontan.co.jd, Jumat (5/1).
Nixon meyakini penurunan signifikan pada angka backlog tersebut merupakan keniscayaan. Pasalnya, pemerintah kian fokus pada sektor perumahan. Apalagi, di masa pandemi ini, rumah menjadi penopang utama berbagai aktivitas seperti bekerja, beribadah, hingga sekolah.
Baca juga: Masuknya Investor Diprediksi Dongrak Penjualan Properti di Bawah Rp 1 Miliar
Sejak dipercaya menjadi salah satu bank penyalur Program Satu Juta Rumah pada 2015, Bank BTN telah menyalurkan lebih dari 1,25 juta unit rumah.
“Jika dibagi rata-rata per tahun, kami telah menyalurkan KPR untuk 250.000 hingga 300.000 unit rumah. Kami berkomitmen akan terus mendukung Program Satu Juta Rumah di periode kedua ini,” tutur Nixon.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: BTN perkirakan backlog rumah akan turun jadi 4 juta-4,5 juta pada akhir 2030