Kemenperin Dorong Percepatan Pembangunan KIT Batang Jadi Pengembangan Ekonomi Baru
Pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus mendorong upaya percepatan pembangunan kawasan industri terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Akselerasi pembangunan diyakini bisa memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi Covid-19.
Pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar.
Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Ignatius Warsito berharap KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum.
Baca juga: Kerjasama dengan GAPMMI, Kemenperin Ingin Industri Makanan Terus Berinovasi
Baca juga: Empat Langkah Kemenperin Bantu Pemulihan Industri di Tengah Pandemi
"Strategi pengembangan KIT Batang tentu dengan pemberian insentif sebagai kawasan industri prakarsa pemerintah, yang saat ini peraturannya sedang disusun oleh Kemenperin," terang Warsito melalui keterangan resmi, Sabtu (6/2/2021).
Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres No. 109 Tahun 2020.
"Kemenperin sangat intens berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk BUMN yang ada dalam konsorsium. Kami juga berharap dukungan dari DPR dalam upaya percepatan pembangunan KIT Batang," tutur Warsito.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pihaknya mendukung pengembangan KIT Batang, Jawa Tengah.
Hal ini guna menangkap peluang masuknya investasi potensial ke tanah air dari sejumlah sektor industri yang ingin merelokasi pabriknya dari China.
"Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani," kata Agus.
Kemenperin juga akan mendorong kepada pengelola kawasan industri untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan energi dan akses logistik.
Langkah ini akan menjadi daya tarik bagi investor karena terciptanya area yang terintegrasi.
"Pemerintah tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi apa saja yang mereka butuhkan. Tentunya pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang kondusif, mulai dari memberikan kemudahan izin usaha hingga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal," jelas Menperin.