Akses Permodalan Masih Kurang, Kemenkop Catat Proporsi Kredit UMKM Baru 20 Persen
Arif Rahman Hakim menyampaikan, proporsi kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih rendah yakni 20 Persen.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menyampaikan, proporsi kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih rendah yakni 20 Persen.
Menurutnya, proporsi ini menandakan masih banyak UMKM yang belum mendapat akses permodalan.
“Isu utama UMKM yang dihadapi hingga saat ini juga masih pada sulitnya UMKM untuk naik kelas, di mana UMKM kesulitan untuk meningkatkan level usahanya baik dari segi pendapatan maupun akses pasar, sehingga sebagian besar UMKM masih tergolong berjalan di tempat,” kata Arif Rahman kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).
Baca juga: Menteri Teten Usul Anggaran Program PEN untuk UMKM Rp 29,21 Triliun
Dia mengatakan, proporsi unit usaha skala UMKM di Indonesia mencapai 99 persen dengan kontribusi tenaga kerja 97 persen.
Kemudian UMKM juga menyumbang terhadap PDB nasional 57 persen.
“Melihat angka tersebut UMKM di Indonesia mestinya dapat bersaing dengan negara ASEAN Plus Three bahkan Eropa,” imbuhnya.
Baca juga: Login eform.bri.co.id/bpum, Bisa Cek Penerima BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Ini Cara Mencairkan BPUM di BRI
Selain itu, kontribusi ekspor UMKM hanya sebesar 14 persen artinya diperlukan dorongan yang optimal untuk dapat bersaing dengan negara lain.
Kemenkop mengajak seluruh pemangku kepentingan antara lain Dinas Koperasi dan UMKM, serta seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki binaan Koperasi dan UMKM untuk sinergi serta kolaborasi dalam pengembangan KUMKM.
Arif Rahman mengatakan Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2021 mengusung tema Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial di mana salah satu prioritas dalam RKP tersebut diberikan bagi pelaku KUMKM untuk melakukan transformasi pasca pandemi covid-19.
“Ada Rp 4,85 triliun anggaran pemerintah untuk pengembangan UMKM yang tersebar di 22 K/L. Permasalahan lainnya adalah banyak program pengembangan UMKM, namun belum memberikan hasil yang optimal disebabkan oleh koordinasi antar kegiatan masih kurang dan sebagian besar program belum menyentuh kemampuan UMKM untuk berhubungan dengan pasar,” tukasnya.