Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Begini Cara Memilih Saham Layak Beli atau Cuma Pompom 

Lima prinsip dalam membeli saham yakni memperhatikan price to earning ratio (PER), price to book value (PBV) hingga utang perusahaan 

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Begini Cara Memilih Saham Layak Beli atau Cuma Pompom 
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun IHSG ditutup melemah 0,95% ke level 5.979,07. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan cara memilih saham yang layak beli atau cuma sekadar mendapat opini untuk mendorong harga atau pompom dari beberapa pihak. 

Budi menjelaskan, memiliki 5 prinsip dalam membeli saham yakni memperhatikan price to earning ratio (PER), price to book value (PBV) hingga utang perusahaan

"Kalau prinsip saya lihat PER, PBV, tata kelola bagus atau siapa di balik pengelolaannya yakni direksi dan komisarisnya, rasio utang kecil agar tidak ada risiko bangkrut, dan bisnis jelas dengan pembagian dividen rutin," ujarnya saat dihubungi Tribunnews belum lama ini. 

Baca juga: Di UU Cipta Kerja Perusahaan Asing Bisa Bebas Pajak Dividen, Begini Syaratnya

Menurut dia, investasi saham adalah membandingkan nilai perusahaan dan harga yang kita estimasi dalam jangka panjang. 

"Harga konvergen ke nilai, carinya aset yang harganya di bawah nilainya.

Contohnya properti yang dijual orang sedang butuh uang," kata Budi. 

Berita Rekomendasi

Sementara untuk saham pompom biasanya sudah dibeli oleh pihak tertentu di harga rendah, kemudian memberikan opini bagus ke publik agar membeli di harga tinggi. 

Baca juga: Investasi Saham Dinilai Berisiko Tinggi, Jangan Coba Kalau Tidak Kuat

"Sebenarnya dia mau jualan agar dapat untung dengan korbankan orang bermodal kecil atau pemula yang beli di harga tinggi, lalu menanggung kerugian.

Kalau saham yang direkomendasi tersebut harganya jadi tidak wajar," pungkas Budi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas