Industri Farmasi Online dan Layanan Kesehatan Digital Meningkat Tajam di Tengah Pandemi
Industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan banyak masalah, yang paling utama adalah akses layanan kesehatan itu sendiri
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri farmasi online serta layanan kesehatan di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Berbagai perubahan terlihat terutama dari sisi layanan yang saat ini mengadopsi ke layanan digital.
Natali Ardianto, CEO Lifepack & Jovee mengatakan, industri industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat cepat di ASEAN.
"Begitupun dengan layanan kesehatan digital," kata Natali saat diskusi secara daring bertajuk Proyeksi Industri Farmasi & Layanan Kesehatan Digital di Indonesia belum lama ini.
Natali mengatakan, dari laporan yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, pendapatan dari layanan kesehatan digital di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi mencapai 973 juta dollar.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Telinga Bagi Anda yang Sering Menggunakan Headset
"Prediksi pertumbuhan ini harus diimbangi dengan produk dan inovasi yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, di mana masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi di antaranya; belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia," katanya.
Kedua adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan apotek masih terkonsentrasi di pulau Jawa, yang ketiga jaminan kelengkapan serta keaslian obat.
"Menurut World Health Organization (WHO), peredaran obat palsu di Indonesia masih sangat tinggi mencapai 25 persen. Inilah saatnya inovasi layanan kesehatan digital dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada,” katanya.
Disebutkan, industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan banyak masalah, yang paling utama adalah akses layanan kesehatan itu sendiri, dari mulai ketersediaan rumah sakit dan apotek.
Baca juga: Satgas Perketat Protokol Kesehatan di Bandara Cegah Penularan Mutasi Corona Inggris B117
Menurut data Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan per Februari 2021, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.925.
Pulau Jawa sendiri memiliki 1.244 rumah sakit, atau sekitar 45,9% dari seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia.
Bahkan provinsi Kalimantan Utara menjadi Provinsi dengan jumlah rumah sakit terendah hanya memiliki 11 rumah sakit.
Tidak hanya belum meratanya layanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek juga masih didominasi di pulau Jawa.
Di mana, berdasarkan data rekapitulasi Apotek Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah apotek yang tersedia pada tahun 2018 adalah sebanyak 24.874 unit, dengan Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki jumlah apotek terbanyak yaitu 4.298.
Baca juga: Cegah Covid-19, Direksi BPJS Kesehatan Ajak Masyarakat Rajin Berolahraga