Pemerintah Terus Pantau Peralihan Blok Rokan, Begini Progresnya
Pengelolaan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia diharapkan tetap menjaga produksi dan memberikan manfaat besar bagi Riau dan Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peralihan Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina (Persero), terus dipantau oleh Pemerintah. Dalam hal ini Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM), dan juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji mengatakan, dukungan Kementerian ESDM terhadap proses alih kelola yang difasilitasi oleh Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sesuai sesuai dengan aturan yang berlaku.
Menurutnya, pengelolaan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia tersebut diharapkan tetap menjaga produksi dan memberikan manfaat besar bagi Riau dan juga Indonesia.
"Saya mengharapkan agar produksi Blok Rokan dapat terjaga, bahkan ditingkatkan," jelas Tutuka dalam keterangannya, Jumat (12/3/2021).
"Saat ini telah dilakukan identifikasi potensi-potensi lain di Blok Rokan yang belum dikembangkan PT CPI dan menjadi harapan peningkatan produksi migas di masa depan," lanjutnya.
Baca juga: Pertamina Harus Tuntaskan 113 Perizinan Sebelum Bisa Alih Kelola Penuh Blok Rokan
Sebagai informasi, untuk menahan laju penurunan produksi migas di Blok Rokan, dilakukan investasi pemboran yang sudah dilaksanakan sejak Januari 2021.
Berdasarkan keterangan SKK Migas, komitmen kerja pasti Blok Rokan tahun 2021-2026 sebesar USD 500 juta, terdiri dari program eksplorasi sebesar USD 142,3 juta dan program eksploitasi (EOR) sebesar USD 357,7 juta.
Progres alih kelola Blok Rokan saat ini yang terkait migrasi data teknis dan operasional telah mencapai 80 persen.
Sedangkan untuk chemical EOR telah mencapai 50 persen, di mana CPI dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus bekerja sama dalam percepatan data transfer, model conversion, me-resolve issue surfactant dan reinstatement SFT-2 facility.
Untuk manajemen kontrak, progresnya mencapai 60 persen di mana 236 dari total 393 kontrak eksisting telah selesai di-mirroring.
Komisi VII DPR, Alex Noerdin mengatakan, pihaknya memastikan bahwa proses alih kelola berjalan lancar.
Baca juga: Potensi Blok Migas Rokan Bakal Dongkrak Ekonomi Riau
"Insya Allah pengalihan pengelolaan Blok Rokan akan berjalan lancar dan yang paling penting memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat Riau dan republik ini," ujar Alex.
Dirinya juga meminta, agar Pemerintah daerah Riau dilibatkan dalam Tim Alih Kelola Blok Rokan.
"Dengan alih kelola ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan taraf hidup masyarakat," pungkas Alex Noerdin.
Seperti diketahui, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang terletak di 5 Kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.
Blok ini memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.