BRI Disarankan Akuisisi Bank Dibanding Bentuk Holding
Piter Abdullah mengatakan, kemungkinan terjadinya holding tersebut cukup besar, dan akan memiliki dampak bagi perusahaan BUMN itu sendiri.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian BUMN akan membentuk holding Ultra Mikro yang melibatkan PT BRI, PT Pegadaian, dan PT PNM.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kemungkinan terjadinya holding tersebut cukup besar, dan akan memiliki dampak bagi perusahaan BUMN itu sendiri.
Baca juga: Holding Ultra Mikro Diyakini Beri Dampak Positif ke BUMN yang Terlibat
"BRI bisa menggunakan likuiditasnya yang besar, maka PNM bisa meyakinkan bahwa kreditnya lebih mudah dan lebih banyak," ujar Piter saat Webinar Dibalik Rencana Merger BRI - Pegadaian : Ketika Kultur yang Berbeda Terancam, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: HYBE, Label BTS Resmi Bergabung dengan Perusahaan Justin Bieber dan Ariana Grande Ithaca Holdings
"Yang menarik adalah ini bukan persoalan penambahan perusahaan saja, tetapi yang diharapkan adalah keberadaan Pegadaian dan PNM sekarang sudah diterima oleh masyarakat," sambungnya.
Sementara itu, Ekonom senior Faisal Basri menyarankan BRI membeli bank-bank komersial untuk memperbesar skala perusahaan, ketimbang melakukan holding dengan Pegadaian dan PNM.
Ia menilai, holding ultra mikro tidak akan memberi nilai tambah bagi perusahaan.
"BRI itu untuk menjadi ujung tombak financial inclusion lebih baik mengambil alih bank-bank komersial, seperti Bank Muamalat, Bank Bukupoin, dan bank-bank lainnya supaya konsolidasi perbankan terjadi,” ucap Faisal.
Oleh sebab itu, Faisal pun menyebut Kementerian BUMN harus memiliki kajian yang jelas terkait rencana holding ultra mikro, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.