Wapres Ungkap Alasan Ekonomi Syariah Kebal Terhadap Dampak Pandemi Covid-19
Ma'ruf Amin mengungkap alasan ekonomi syariah cenderung kebal terhadap dampak pandemi Covid-19.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengungkap alasan ekonomi syariah cenderung kebal terhadap dampak pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, total aset keuangan syariah Indonesia yang tidak termasuk saham syariah mencapai Rp 1.802,86 triliun per Desember 2020 atau meningkat 22,79 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Sistem syariah membagi hasil dan beban, di antaranya seperti di dalam mudharabah itu. Berbagi beban atau berbagi hasil, sehingga dalam keuntungan sama-sama peroleh besarannya antara pemilik dana dan yang menjalankannya," ujar Wapres dalam acara "Economic Challenges Spesial Ramadan" secara virtual, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Potensi Pasar Asuransi Masih Besar, Prudential Syariah Siap-siap Spin Off Sebelum 2024
Kemudian, lanjut Ma'ruf, sistem yang di dalam perbankan syariah ada namanya berjual beli, ada keuntungan, sehingga ada keadilan.
"Sistem ini berkeadilan. Menjadi sesuatu yang membuat bank-nya tidak mengalami negatif spread," katanya.
Sementara itu, dia menambahkan beban terhadap nasabah juga disesuaikan dengan situasi ekonomi di tengah pandemi.
"Karena itu, tahan (pandemi). Selain itu, fleksibel dalam rangka beban yang dipikul," pungkas Ma'ruf.