Digitalisasi Ekonomi Diproyeksi Capai 140 Miliar Dolar AS, Sandiaga: Buka Peluang Usaha saat Pandemi
Proyeksi nilai ekonomi digital dibandingkan sejumlah negara Asia Tenggara, Indonesia pun disebutnya berada di rangking pertama.
Penulis: Yulis
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diproyeksi unggul dibandingkan sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, bahkan mencapai 140 miliar dolar AS pada tahun 2025, digitalisasi ekonomi dinilai dapat membuka peluang usaha di tengah pandemi covid-19.
Besarnya nilai ekonomi digital tersebut disebut sebagai kebangkitan Indonesia dari resesi.
Hal tersebut disampaikan menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ketika menghadiri Indonesia Youth Forum yang digekar Inotek secara virtual pada Rabu (28/4/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga Uno mengaku sangat mengapresiasi Inotek atas gagasan Indonesia Youth Forum 2021.
Sebab, agenda bertajuk 'Campus Enterpreneurship' yang diangkat di tengah pandemi dan sulitnya ekonomi itu menurutnya, sangat tepat.
Baca juga: Pemerintah Dorong Digitalisasi UMKM hingga Pemerintah Daerah
"Hari ini kita melihat pandemi covid-19 yang punya dampak yang sangat besar terhadap kehidupan kita, baik dari sisi ekonomi, sosial, dan dampaknya dari segi lapangan pekerjaan, karena pengangguran meningkat," ungkap Sandiaga Uno pada Rabu (28/4/2021).
Kondisi tersebut disampaikannya merujuk kondisi ekonomi bangsa sepanjang tahun 2020.
Sejak virus corona merebak hingga menjadi pandemi, banyak perusahaan mengalami disrupsi hingga akhirnya melakukan adaptasi lewat pengurangan jumlah jam kerja hingga penmutusan hubungan kerja (PHK).
Baca juga: Aplikasi INAirport Jadi Langkah Awal Digitalisasi Bandara di Lingkungan AP II
Padahal, jumlah angkatan kerja diungkapkannya terus mengalami kenaikan.
"Ini menjadi tantangan kita. Saya lihat di iklan lowongan (kerja) jumlahnya turun menjadi 11.400 iklan pada kuartal ketiga, biasanya jauh lebih tinggi dari ini," ungkapnya.
Merujuk hal tersebyut, ide kreatif sekaligus inovasi baru harus dihadirkan untuk membuka lapangan kerja.
Begitu juga target untuk mendongkrak penerimaan devisa negara lewat beragam sektor, khususnya sektor parekraf.
"Kita harus pulihkan ekonomi masyarakat, dan kita harus bangkitkan dari segi nilai tambah di masyarakat-dari segi quality of life," ungkap Sandiaga Uno.
Walau tantangan masih menghadang, peluang usaha atau kebangkitan ekonomi diyakininya kini sangat terbuka.
Satu di antaranya adalah populasi bangsa yang katanya menjadi aset untuk dapat bertahan di tengah krisis ekonomi.
"Populasi kita ini memiliki bonus demografi, jadi walaupun tingkat urbanisasinya tinggi, tetapi juga usia produktifnya juga sangat dominan," paparnya bersemangat.
Ditambah dengan mobile connection yang sudah menembus 345 juta serta pengguna internet yang meningkat menjadi 202 juta, dirinya meyakini digitalisasi ekonomi akan membuka peluang usaha di masa depan.
Potensi usaha digital yang dimiliki bangsa Indonesia katanya sangat luar biasa.
Proyeksi nilai ekonomi digital dibandingkan sejumlah negara Asia Tenggara, Indonesia pun disebutnya berada di rangking pertama.
"Jadi kita patut syukuri bahwa berdasarkan data google, bahwa di tahun 2020 Indonesia menembus sampai 120-140 miliar dolar AS. Ini luar biasa besarnya, kita jauh melesat melampaui negara-negara tetangga kita," ungkap Sandiaga Uno.
"Jadi ini adalah nilai ekonomi digital dan kita harus sikapi agar kita tidak menjadi pasar, tetapi kita harus menjadi produsen. Bukan hanya Jadi penonton, tapi kita harus juga menjadi pemain," jelasnya.