Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani mengatakan vaksinasi gotong royong tidak hanya disambut antusias oleh kalangan pengusaha tetapi juga pelaku UMKM.

"Sudah 22.736 perusahaan dengan lebih dari 10 juta karyawan yang didaftarkan. Tetapi yang buat kami takjub 7.000 UMKM juga ikut mendaftarkan vaksinasi gotong royong," kata Rosan saat pelaksanaan vaksinasi gotong royong di Senayan Park, Jakarta, Rabu (19/5/2021).

Menurutnya, hal ini bukti pelaku UMKM juga turut membantu pemerintah dalam mempercepat pelaksanaan vaksinasi mencapai herd immunity (kekebalan kelompok).

"Karena pandemi tidak membuat semua UMKM terdampak. Banyak UMKM yang bisnisnya masih bisa berjalan dengan baik dan mereka ingin berpartisipasi vaksinasi gotong royong ini," terangnya.

Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Gotong Royong, Unilever Jadi Penerima Pertama Tahap 1

Kadin berharap animo dari pengusaha lainnya semakin meningkat ke depan setelah pelaksanaan sentra vaksin fase pertama ini.

Baca juga: Kalbe Farma Daftarkan 16 Ribu Karyawan dan Keluarga Ikut Vaksinasi Gotong Royong

Dia menegaskan bahwa seluruh perusahaan bisa turut serta dalam program vaksinasi gotong royong selama usahanya berbadan hukum.

"Perseroan Terbatas (PT) dan Perseroan Komanditer (CV) boleh ikut mendaftar. Ada UMKM yang pegawainya hanya 5 sampai 20 juga berpartisipasi," urainya.

Kadin bekerja sama dengan Siloam Hospital membuat sentra vaksinasi gotong royong di Senayan Park, sehingga pelaku UMKM tak perlu repot-repot menyediakan tempat sendiri untuk melaksanakan vaksinasi bagi karyawannya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung penuh sentra vaksin yang diinisasi oleh Kadin Indonesia.

Dia menilai UMKM sudah seharusnya menjadi prioritas dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong.

"Kami sebagai agregator yang memberikan suplai mendorong agar sentra vaksin bisa berjalan konsisten. Sebagai tulang punggung perekonomian, UMKM harus dilibatkan untuk membangun ekonomi berkelanjutan," tutur Erick.