Potensi Maritim Perlu Digenjot untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Indonesia disebut merupakan jalur lalu lintas laut internasional sangat strategis, karena memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia disebut merupakan jalur lalu lintas laut internasional sangat strategis, karena memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang menjadi arus pelayaran internasional yang melewati perairan Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Basilio Dias Araujo mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, terdapat 40 persen atau Rp 78 ribu triliun potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia.
"Indonesia memiliki kemewahan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, punya banyak selat dan alki satu sampai tiga. Potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia sangat besar, tapi kita belum memaksimalkannya. Dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, kita bisa mempercepat persiapan pembangunan untuk menjaga kedaulatan, sekaligus memaksimalkan potensi maritim kita," ujar Basilio dalam keterangannya, Kamis (27/5/2021).
Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), Akbar Djohan mengatakan, sektor kemaritiman Indonesia dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional, jika potensinya dimaksimalkan dengan sebaik mungkin.
Baca juga: Asperindo: Logistik Indonesia Sudah Siap Sejak Zaman Belanda
Salah satu caranya dengan melakukan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, baik pemerintah, asosiasi, sampai swasta.
"Ini merupakan langkah strategis kecil dengan falsafah kolaboratif, dengan harapan dapat menciptakan konektivitas pelabuhan curah di Indonesia. Untuk itu PT KBS melakukan MoU dengan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), untuk bersama mempersiapkan Indonesia menjadi poros maritim dunia," kata Akbar.
Akbar mengajak para stakeholder kemaritiman untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Selain bersama BPKS, pihaknya juga menjalin kolaborasi bersama INSA (Indonesian National Shipowners' Association), ABUPI Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia), dan ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia).
"Dengan terjalinnya kolaborasi strategis dengan BPKS, INSA, ABUPI, ALFI, yang didukung oleh Kemenko Marves, Indonesia sebagai poros maritim dunia akan semakin cepat terealisasikan. Dengan target 2000-5000 kapal yang bersandar, kami harap sektor logistik dan kepelabuhanan dapat memberikan dampak signifikan bagi laju perekonomian Indonesia," lanjut Akbar.
Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang, Iskandar Zulkarnain turut menyampaikan harapannya dari kolaborasi strategis yang dilakukan.
Harapannya adalah kedaulatan kemaritiman Indonesia dapat lebih terjaga, agar potensinya dapat dimanfaatakan dengan lebih maksimal demi masa depan bangsa dan negara Indonesia.
"Semoga kolaborasi ini dapat membawa dampak yang sangat positif baik bagi regional maupun nasional, khususnya bagi Sabang yang berada di jalur distribusi logistik internasional. Kami percaya kolaborasi itu cocok-cocokan seperti jodoh, dan kami merasa jodoh dengan KBS, baik secara visi serta kompetensi," papar Iskandar.