Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Work From Bali Dimulai Bulan Juli, Dianggap Tidak Berdampak Terhadap Okupansi Hotel

Sandiaga dengan panduan protokol kesehatan pelaksanaan event MICE semua bisa mendorong Bali bisa bangkit kembali.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Work From Bali Dimulai Bulan Juli, Dianggap Tidak Berdampak Terhadap Okupansi Hotel
IST
Sandiaga Uno 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut kebijakan Work From Bali (WFB) akan diluncurkan pada kuartal ketiga atau Juli 2021 secara bertahap.

Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan, Kebijakan WFB yang dicetuskan pemerintah ini berlandaskan data-data yang komprehensif.

Baca juga: Relawan Jokowi Jagokan Duet Ganjar-Sandiaga di Pilpres 2024, Disebut Duet Maut Nasionalis-Religius

Sejak kuartal pertama Kemenparekraf melakukan WFB atau tepatnya pada Januari 2021. Jumlah kunjungan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai 2.000 - 2.500 kunjungan.

“Kami bergerak dengan data, wisatawan Nusantara yang datang ke I Gusti Ngurah Rai pada Januari 2.500 kunjungan. Dan per hari ini, kunjungan ke Bali meningkat 3 kali lipat menjadi 7.000- 7.500. Di kuartal pertama, Bali masih minus 9,8 persen dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah membaik.

Baca juga: Sandiaga Uno Targetkan 70 Persen Pelaku Usaha Parekraf Dapatkan Vaksinasi

Namun Bali masih terkontraksi terlalu dalam. Kebijakan ini terus kita persiapkan di kuartal ketiga akan kita luncurkan secara bertahap dimulai dengan Kementerian dan Lembaga,” katanya, Selasa(8/6).

Sandiaga Uno menjelaskan, konsep WFB ini tentu bisa diterapkan di destinasi wisata lain di Indonesia. Seperti Work from Lombok, Work From Bajo, Work From Toba, Work Form Likupang, Work From Borobudur, dan lain sebagainya.

Baca juga: Dorong Penciptaan Lapangan Kerja Berbasis Desa Wisata, Sandiaga Koordinasi dengan Ganjar Pranowo

Berita Rekomendasi

Konsepnya mengikuti pola kebiasaan bekerja baru atau remote working yang dipopulerkan dengan konsep digital nomad.

“Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga sedang mengembangkan konsep serupa bahkan bisa menjadi percontohan, karena pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi DIY bisa plus 6 persen.

Kunci kesuksesannya bukan hanya keindahan alam yang cantik dan pengelolaan yang baik. Tapi juga layanan jaringan internet yang mumpuni. Kami berharap akan lahir program-program work from anywhere lainnya,” kata Sandiaga.

Kemudian, Sandiaga Uno juga menjelaskan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Bali pada April 2021 tercatat sebesar 10,09 persen, turun 0,15 dibandingkan TPK bulan Maret 2021 (m-t-m) yang tercatat sebesar 10,24 persen.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada April 2021 tercatat 2,15 hari. WFB ini diperkirakan mampu meningkatkan angka keterhunian hotel hingga 30 persen.

Baca juga: Sentuhan Sandiaga Dorong Pelaku Parekraf di Cirebon Bangkit Dari Pandemi Covid-19

“Kami juga mendorong organisasi nasional dan internasional dengan penerapan protokol yang ketat bisa menyelenggarakan kegiatan MICE di Bali.

Minggu lalu kita sudah menyelesaikan kegiatan pertama kita di Bali yaitu Arabian Travel Mart (ATM) yang digelar secara hybrid. Dan pada akhir minggu ini rencananya akan menyelenggarakan kegiatan Bali Beyond Travel Fair (BBTF),” katanya.

Harapan Sandiaga dengan panduan protokol kesehatan pelaksanaan event MICE semua bisa mendorong Bali bisa bangkit kembali.

“Terlebih data angka penularan COVID-19 se-Provinsi Bali sangat baik. Beberapa hari terakhir angka penularan COVID-19 di Bali di bawah 100 atau 28 kasus baru,” katanya.

Terkait Travel Corridor Arrangement (TCA), Menparekraf juga memastikan kesiapan dan targetnya masih on the track. Namun pembukaan TCA yang ditargetkan Presiden Joko Widodo pada Juli 2021, harus mempertimbangkan potensi penularan COVID-19 baik di dalam maupun luar negeri karena ada beberapa negara lain mengalami lonjakan kasus penularan seperti Malaysia, Singapura, hingga Taiwan.

“TCA ini mudah-mudahan akan tepat waktu, kita terus berkoordinasi dengan K/L terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Kesehatan, Satgas COVID-19, dan Pemprov Bali.

Ini yang perlu kita sikapi dengan baik, di kuartal ketiga ini bisa dilakukan uji coba dengan wisatawan mancanegara dengan penerbangan carter kita terus melakukan finalisasi, tentunya dengan penerapan protokol kesehatan dan syarat-syarat kedatangan yang sangat ketat dan disiplin, vaksinasi menjadi salah satu syarat wisatawan mancanegara datang ke Bali,” ujarnya.

Selain itu, Menparekraf juga terus mendorong program vaksinasi. Karena untuk dilaksanakan program TCA, target vaksinasi di Bali juga harus tercapai. Targetnya 6 juta vaksin yang didistribusikan berarti ada 3 juta masyarakat di Bali yang akan divaksin. Program vaksinasi terus digenjot karena Bali ini provinsi prioritas yang dicanangkan.

“Memang Juli-Agustus 2021 ini ada kebutuhan vaksin, hal itu juga yang akan kita genjot dan kita prioritaskan. Justru kehadiran Aparatur Sipil Negara dengan program WFB ini bisa meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin diikuti seluruh pelaku parekraf di Bali. Sehingga bisa membangkitkan perekonomian Bali yang menjadi simbol pemulihan parekraf nasional,” katanya.

Terpisah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai kegiatan Work From Bali (WFB) tidak berdampak besar ke tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di Bali. 

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah kamar di Bali mencapai 130 ribu dan okupansinya sebelum pandemi Covid-19 terbesar dari wisatawan mancanegara.

"70 persen konstribusi okupansi dari asing, berarti 30 persennya dari domestik. Jadi bagaimanapun kalau fokus semua kegiatan di Bali, okupansi pasti hanya akan diangka 30 persen," kata Maulana saat dihubungi Tribun.

Menurutnya, okupansi kamar di Bali pada tahun lalu rata-rata hanya 20,25 persen, dan bahkan pada Maret 2021 tidak mencapai 10 persen. 

"Kalau bicara domestik, larinya ke situ. Paling peningkatannya bisa diangka 30 persen, 35 persen paling tinggi, karena paling besar suplainya dari wisatawan mancanegara," tuturnya.

"Tapi bukan berarti kegiatan WFB sama sekali tidak membantu. Membantu ya membantu," sambung Maulana.

Ia menyebut, sebenarnya yang dibutuhkan Bali yaitu pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan pelonggaran pembatasan perjalanan.

Jika penerbangan internasional dibuka kembali, maka warga negara Indonesia yang baru dari luar negeri, maupun warga negara asing dapat melakukan karantina di Bali.

"Kami bisa membuat paket repatriasi, tinggal pilih karantinanya di Jakarta atau Bali. Ini kan jadi daya tarik dan kami sudah mengusulkannya," paparnya.(Tribun Network/ism/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas