Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IPOMI: Kebijakan Work from Bali Tidak Akan Berdampak Luas ke Transportasi Darat

IPOMI menilai program Work From Bali (WFB) tidak akan berdampak luas terhadap layanan bus AKAP

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
zoom-in IPOMI: Kebijakan Work from Bali Tidak Akan Berdampak Luas ke Transportasi Darat
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana Terminal Kampung Rambutan Jakarta terlihat sepi penumpang jelang pelarangan mudik, Rabu (5/5/2021). Sepinya penumpang diakibatkan beberapa PO Bus yang memiliki tujuan jarak jauh dan berangkat siang atau sore hari seperti ke Sumatera sudah menghentikan operasi karena khawatir sudah terkena larangan mudik pada Kamis 6 Mei 2021. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menilai program Work From Bali (WFB) tidak akan berdampak luas terhadap layanan bus Antar Kota Antar Provinsi atau Antar Kota Dalam Provinsi.

Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan menilai, kebijakan tersebut bukan mendorong pergerakan orang untuk berwisata tetapi untuk menetap.

Baca juga: IPOMI: Jangan Salah Gunakan Stiker Khusus dari Kemenhub

"Sedangkan sektor transportasi butuh pergerakan orang untuk bisa bertahan dan hidup di tengah pandemi Covid-19, mungkin untuk angkutan udara kebijakan ini dapat berdampak tetapi angkutan darat belum tentu," ujar Lesani saat dihubungi Tribunnews, Selasa (15/6/2021).

Lesani menilai, angkutan darat ini tidak seperti angkutan udara yang jangka waktu perjalanannya lebih sebentar maka dari itu butuh pergerakan orang.

Baca juga: Tak Hanya Maskapai, PO Bus Juga Berdarah-darah Akibat Covid-19

"Mungkin apabila untuk satu kali jalan saja bisa, tetapi mungkin jarang sekali orang yang mau WFB ke luar pulau dengan angkutan darat," ujar Lesani.

Meski begitu menurut Lesani, untuk angkutan pariwisata secara mikro di Bali mungkin akan berdampak dengan adanya penyewaan kendaraan yang digunakan nanti oleh masyarakat yang WFB.

Berita Rekomendasi

"Skalanya mikro mungkin berdampak dan dapat memberikan nilai yang baik, penyewaan angkutan pariwisata bukan bus mungkin bisa mendapat keuntungan dari kebijakan ini," kata Lesani.

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kebijakan Work From Bali akan diluncurkan pada kuartal tiga atau Julo 2021.

Tujuan adanya program Work From Bali tersebut, sebagai upaya dalam memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali setelah terdampak pandemi Covid-19.

Sejumlah penumpang menunggu bus yang akan membawa ke tempat tujuan di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Rabu (5/5/2021). Jelang larangan mudik Terminal Kampung Rambutan terlihat sepi penumpang diakibatkan beberapa PO Bus yang memiliki tujuan jarak jauh dan berangkat siang atau sore hari seperti ke Sumatera sudah menghentikan operasi khawatir sudah terkena larangan mudik pada Kamis 6 Mei 2021. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Sejumlah penumpang menunggu bus yang akan membawa ke tempat tujuan di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Rabu (5/5/2021). Jelang larangan mudik Terminal Kampung Rambutan terlihat sepi penumpang diakibatkan beberapa PO Bus yang memiliki tujuan jarak jauh dan berangkat siang atau sore hari seperti ke Sumatera sudah menghentikan operasi khawatir sudah terkena larangan mudik pada Kamis 6 Mei 2021. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Menurut Sandiaga Uno, kebijakan tersebut akan dilakukan secara bertahap untuk di destinasi wilayah lain di Indonesia.

Sandiaga Uno juga menjelaskan, konsep WFB ini tentu bisa diterapkan di destinasi wisata lain di Indonesia, atau disebut Work From Any Destination.

Seperti Work from Lombok, Work From Bajo, Work From Toba, Work Form Likupang, Work From Borobudur, dan lain sebagainya.

Konsepnya mengikuti pola kebiasaan bekerja baru atau remote working yang dipopulerkan dengan konsep digital nomad.

“Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga sedang mengembangkan konsep serupa bahkan bisa menjadi percontohan, karena pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi DIY bisa plus 6 persen,” ujar Sandi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas